50 IKM Kota Mojokerto Digembleng Manajemen Usaha

Sekretaris Diskoperindag Kota Mojokerto Indah Sulistyowati (dua dari kiri) dalam pembukaan pelatihan IKM, Kamis (19/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Sekretaris Diskoperindag Kota Mojokerto Indah Sulistyowati (dua dari kiri) dalam pembukaan pelatihan IKM, Kamis (19/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Minimnya pemahaman manejemen usaha yang dimiliki pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), langsung disikapi Diskoperindag Kota Mojokerto. Sebanyak 50 pelaku IKM berbagai bidang dibekali Manejemen usaha. Mulai dari pemasaran, packing produk hingga pengelolahan keuangan.
”Selama ini manejemen usaha para pelaku IKM di Kota Mojokerto sangat tradisional. Terutama dalam bidang pengelolaan keuangan. Kita bekali para pelaku IKM ini dengan ilmunya. Sederhana dan mudah diterapkan,” ujar Soemarjono, Plt Kepala Diskoerindag kota Mojokerto usai memimpin pelatihan, Kamis (19/3) kemarin.
Untuk mencapai hasil maksimal, Diskoperindag menggandeng akademisi dari program pasca Sarjana Universitas Ciputra Surabaya. ”Para pelaku IKM dibekali ilmu Penguatan Kelompok Usaha bersama oleh nara sumber,” tambah Soemarjono.
Para pelaku IKM yang digembleng diantaranya bergerak di bidang batik, cor kuningan, aneka handy craft serta usaha olahan makanan an minuman (Mamin). Khusus bidang Mamin, Soemarjono memberikan terobsoan pemasaran dengan memasukkan produk mereka ke swalayan modern yang membuka usaha di Kota Mojokerto. ”Setiap swalayan modern yang mengajukan izin diberikan syarat agar mengakomodir dagangan para pelaku IKM untuk bisa dijual disitu,” tambah pria yang menjabat sebagai Asisten I Sekdakot Mojokerto ini.
David Sukardi Kodrat Dekan pasca sarjana Universitas Ciputra dihadapan pelaku IKM menuturkan bahwa pelaku IKM harus solid dan kuat. Selain itu, IKM harus fokus pada salah satu bidang usaha yang digeluti dan tak perlu terlalu banyak bidang. ”IKM harus membuat  klaster satu jenis usaha. Supaya kuat terhadap persaingan usaha,”  terang David.
David juga memaparkan pentingnya penguatan kelompok usaha bagi pelaku IKM. Karena penguatan kelompok usaha dapat bisa mencetak kemandirian serta meningkatkan kemampuan produktif. ”Kalau semua itu sudah kuat, maka pelaku IKM akan tahan terhadap guncangan ekonomi dalam bentuk apapun,”  tandas pria yang juga pelaku usaha berskala nasional ini.
Puji Àstuti pelaku IKM yang bergelut dibidang pembuatan handy craft mengaku banyak mendapatkan ilmu baru dalam kegiatan itu. Selain mendapatkan pengalaman berusaha dari para narasumber, wanita berjilbab ini juga mendapat ilmu baru cara mengatur manejemen keuangan. ”Selama ini kan campur antara uang rumah tangga dan usaha, jadi kita tak bisa tahu berapa keuntungan usaha kita. Tapi sekarang sudah punya bayangan untuk mengelolah keuangan usaha saya,” pungkas wanita asal Kel Kedungdung, Kota Mojokerto ini. [kar]

Tags: