50 Pelaku Usaha Kecil Menengah Sidoarjo Akan Melakukan Eksport

M. Tjarda. [alikus/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Ada 50 pelaku usaha kecil menengah (UKM ) di Kab Sidoarjo saat ini yang siap untuk bisa melakukan eksport pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut, 20 UKM izin-izinnya sudah lolos, sedangkan sisanya masih dalam proses.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab Sidoarjo, Drs M. Tjarda MM, menyampaikan pihaknya akan berusaha untuk all out melakukan pendampingan mulai dari proses izin sampai produk UKM ini bisa terkirim ke luar negeri.

Sasaran eksport para UKM itu, sebut Tjarda, diantaranya adalah negara-negara yang ada di wilayah Timur Tengah, seperti Yaman, Turki, Mesir dan Arab Saudi. Dan beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang,

“Nanti juga akan ada negara di Eropa,” jelas Tjarda, saat dihubungi, Minggu (18/4) kemarin.

Diakui eksport ini memang banyak dikirim ke negara yang punya segmen pasar halal. Seperti ke Malaysia yang banyak mendominasi. Tetapi akhirnya ke negara yang tidak banyak non muslim juga. Seperti Korea Selatan dan Jepang. Karena migran yang dari Indonesia, ingin menikmati produk makanan khas dari Sidoarjo.

“Ini akhirnya menjadi peluang yang sangat bagus. Maka akan kita pasarkan sebanyak-banyaknya,” lanjut Tjarda.

Contoh prroduk yang rencananya akan diekspor itu diantaranya adalah jenis makanan olahan, makanan khas Sidoarjo seperti sambal udang dan olahan ikan bandeng dan juga hasil olahan kerajinan tangan atau handy craft.

Selain pendampingan terkait perizinannya, puluhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang akan melakukan ekaport ini, kata Tjarda, juga diberikan pelatihan cara mengekspor produk yang mereka hasilkan.

Yang juga tidak bisa diabaikan adalah, lanjut Tjarda, dirinya berpesan supaya pelaku UKM supaya terus berinovasi. Salah satunya dalam hal pemasaran atau promosi.

Maka itu dirinya mendorong para pelaku UKM di Sidoarjo juga bisa memanfaatkan penjualan melalui cara-cara online, yang saat ini semakin marak digunakan.

Dirinya menuturkan saat ini di beberapa mal di Jakarta sudah banyak mulai tutup, karena ada pergeseran pola belanja masyarakat melalui online.

“Dan tentunya harus tetap menjaga kualitas mutu produk. Agar kita tetap bisa bertahan dari persaingan yang ketat saat ini,” pesannya. (kus).

Tags: