50 Persen RS Kerjasama dengan BKKBN

3-berat bayi.dnaSurabaya, Bhirawa
Sebanyak 50 persen total rumah sakit t provider BPJS Kesehatan di Jatim telah bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim. Dari 359 rumah sakit milik pemerintah dan swasta, sudah 52 rumah sakit milik pemerintah sudah melakukan kerjasama dan setengah rumah sakit swasta masih dalam proses kerjasama.
”Untuk rumah sakit pemerintah sudah 100 persen bekerjasama dan untuk rumah sakit swasta baru 50 persen,” kata Kepala BKKBN Jatim, Ir.Dwi Listyawardani.Msc Dip.
Dani panggilan akrab Dwi Listyawardani menyatakan, rencananya seluruh rumah sakit di Jatim akan  bekerjasama dengan BKKBN pada tahun 2019. Tahun 2019 merupakan batas akhir bagi rumah sakit untuk bekerjsama dengan BKKBN dalam hal pelayanan KB lewat rumah sakit. Banyak dari rumah sakit telah menyediakan layanan pemasangan KB bagi pasien peserta BPJS Kesehatan.
”Jika dilihat banyak dari pasien BPJS Kesehatan di Jatim telah memanfaatkan rumah sakit dalam memasang alat kontrasepsi KB. Jika dihitung angkanya sudah banyak akan tetapi untuk pelaporan secara rill datanya belmu masuk,” jelasnya.
Dijelaskannya, kerjasama dengan rumah sakit yang telah menjadi provider BPJS Kesehatan akan mempercepat pencapaian program KBdi Jatim. Keberdaan rumah sakit yang memberikan pelayanan akan membantu masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) dalam mendapatkan layanan KB. ”Untuk PUS jumlah di Jatim sangat banyak kurang lebih sebanyak 6 juta PUS yang tersebar di seluruh daerah di Jatim,” ucapnya.
Lebih lanjut Dani mengugkapkan, selain bekerjasama dengan rumah sakit BKKBN akan melakukan kerjasama dengan Polindes dan Ponkesdes. Keberadaan Polindes dan Ponkesdes sangat vital mengingat banyak dari PUS berada dekat dengan kedua tempat tersebut. ”Untuk rumah sakit mungkin tempatnya sedkit jauh dari jangkauan sedangkan Polindes dan Ponkesdes sangat dekat. Bisa jadi keberadaan Polindes dan Ponkesdes sangat berdekatanm” terangnya.
Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Soetomo (RSUD) dr Soetomo Dodo Anondo MPH mengaku, pihaknya mendukung penuh upaya BKKBN dalam bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Menurutnya, RSUD dr Soetomo tidak pernah menolak pasien, apalagi pasien yang ingin memasang alat kontrasepsi.
”Kita berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin, karena pelayanan KB akan mempengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk. Jika pelayanan KBnya baik maka pertumbuhan penduduk di Jatim dapat dikontrol dan menurun,” ucapnya. [dna]

Keterangan Foto: Rumah sakit memberikan pelayanan kepada PUS untuk berKB.

Rate this article!
Tags: