50 Rumah Keluraga Miskin di Kabupaten Sidoarjo Direhab

foto ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Rumah keluarga miskin di Kab Sidoarjo yang kondisinya tak layak huni semakin berkurang. maka tahun 2017 Pemkab Sidoarjo menganggarkan untuk merenovasi rumah keluarga miskin yang tak layak huni hanya sebanyak 50 unit saja.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kab Sidoarjo, Drs Ec Ali Imron MM, karena kondisi rumah keluarga miskin yang tidak layak huni di Kab Sidoarjo semakin sedikit, sehingga tiap tahun jumlah yang direnovasi semakin berkurang. Misalnya, tahun 2016 lalu Pemkab merenovasi sebanyak 70 unit rumah dan pada tahun 2015 lalu merenovasi sebanyak 165 unit rumah.
”Alhamdulilah kondisi rumah keluarga miskin yang tak layak huni semakin berkurang, sehingga anggaran yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain, yang juga sangat perlu untuk dibantu,” terang, Imron, saat dihubungi Minggu ( 31/7) kemarin.
Diakuinya, program rehab rumah keluarga miskin yang tidak layak huni ini, termasuk salah satu program mulia yang ada dari Pemkab Sidoarjo untuk keluarga miskin yang ada di kabupaten ini
Pada tahun 2016 lalu, realisasi untuk membantu renovasi rumah tak layak ini banyak terdapat di Kec Balongbendo. Karena diakui kecamatan itu salah satu kecamatan yang termasuk zona merah atau jumlah warga miskinnya banyak di Kab Sidoarjo. Di Kec Balongbendo itu, ada 29 unit rumah yang direhab, sedangkan di kecamatan lainnya paling sedikit ada  cuma satu sampai ada enam.
Diantaranya yang masuk dalam kriteria rumah keluarga miskin yang perlu untuk direhab diantaranya adalah, berdinding masih bambu (gedhek) yang sudah rapuh, tidak ada jambannya, dan tidak ada ventilasinya cahaya serta udara dan lantai rumah masih tanah.
”Pada tahun 2016 lalu, nilai nominal bantuan untuk merenovasi kondisi rumah tidak layak ini, jumlahnya sama dengan tahun 2017 ini yakni Rp8,5 juta per orang,” kata mantan Camat Jabon, salah satu kecamatan pinggiran di wilayah Sidoarjo bagian selatan itu.
Menurut Ali Imron, nilai bantuan jumlah Rp8,5 juta itu bisa jadi masih kurang untuk merenovasi rumah tidak layak dengan sempurna. Maka ia mengharap adanya partisipasi dari warga desa sekitarnya untuk ikut membantu tetangganya yang kurang mampu.
”Kita anggap saja membantu orang miskin itu sebagai tabungan untuk di akhirat,” kata Imron. [kus]

Tags: