50 SD Negeri Siap-siap Dimerger

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya Pastikan Daya Tampung Tak Berkurang
Dindik Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya akan segera menata keberadaan Sekolah Dasar (SD) negeri di bawah naungannya. Hal itu dilakukan dengan menggabung (merger) SD negeri yang lokasinya dalam satu lingkungan.
Plt Kabid SD Dindik Surabaya Sudarminto menuturkan saat ini terdapat 358 SD negeri di Surabaya. Sebanyak 50 di antaranya berada dalam satu lingkungan atau berdekatan dengan SD negeri lain. Sehingga, 50 SD negeri tersebut akan dilebur menjadi satu sekolah alias merger.
“Jadi tahun ini SD negeri tinggal 308 sekolah ditambah satu SD negeri yang baru beroperasi tahun ini,” ungkap Sudarminto, Minggu (21/5).
Dengan dilakukannya merger, secara otomatis jumlah pilihan SD negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini akan berkurang. Kendati demikian, dinas telah mengatur agar calon peserta didik tidak dirugikan dalam proses seleksi PPDB. Salah satunya denga memberikan tambahan skor bagi calon peserta didik yang mendaftar di wilayah (kelurahan) lain. Dengan catatan, di wilayah tempat tinggal calon peserta didik tidak terdapat SD negeri. “Kita tengah mengkaji agar merger SD negeri nantinya berdampak pada efektivitas layanan pendidikan dan efisiensi manajemen,” tutur pria yang juga Kabid SMP Dindik Surabaya itu.
Sementara itu, Sekretaris Dindik Surabaya Aston Tambunan menambahkan, kendati ada pengurangan jumlah SD negeri karena merger, daya tampung untuk calon peserta didik tidak akan berkurang. Sebab, merger yang dilakukan adalah manajemennya. Sementara jumlah kelas dan rombel tidak berpengaruh. “Ada kemungkinan berkurang tetapi tidak akan signifikan jumlahnya,” ungkap dia. Disinggung soal penataan kepala sekolah pasca merger, Aston menjaskan, kepala sekolah tidak perlu risau. Sebab, kepala sekolah yang sekolahnya dimerger akan ditempatkan di sekolah lain. Penempatan ini akan dihitung berdasar jumlah sekolah yang dimerger, periodesasi kepala sekolah dan jumlah kepala sekolah yang pensiun. “Jadi tidak akan ada kepala sekolah yang menganggur. Kita pasti akan menghitungnya,” tandasnya.
Merger, lanjut Aston, diharapkan dapat menciptakan efektivitas pembelajaran di sekolah. Sebab, sekolah yang ada dalam satu lingkungan kerap berebut lahan untuk melaksanakan kegiatan. Dia mencontohkan seperti halnya SDN Ketabang I dan III yang berada dalam satu lokasi dan telah dilakukan merger. Sementara yang masih dalam satu lokasi tetapi belum dilakukan merger, dicontohkannya SDN Kaliasin I dan III. Kedua sekolah tersebut berada di Jalan Gubernur Suryo 26 Surabaya. “Ada dua sekolah bersebelahan, satu upacara satunya tidak. Nanti tidak seperti itu lagi,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: