500 – 600 WNI Bergabung ISIS di Irak dan Suriah

isisJakarta, Bhirawa
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto mengatakan sekitar 500 hingga 600 Warga Negara Indonesia (WNI) telah menjadi bagian dari ISIS dan telah berada di Irak dan Suriah.
“Sekitar 500 hingga 600 WNI masuk ke ISIS. Rekrutmen berkembang, mulai bergerak ke sana tidak hanya perorangan, tetapi banyak membawa keluarga, istri dan anaknya,” katanya dalam diskusi publik di Jakarta, Senin.
Menurut dia, kondisi ini mengkhawatirkan mengingat para WNI tersebut, nantinya bisa saja kembali ke Indonesia dan dapat menyebarkan paham radikalisme ISIS yang berbahaya dan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
“TNI AD melihat bukan hanya pada saat menganut paham radikalisme dan berjihad di Irak, Suriah, tetapi mereka akan menjadi orang-orang terdidik, terlatih sekaligus berpengalamanan, dan memiliki jiwa militansi yang sangat-sangat tinggi,” katanya.
Hal ini karena, menurut dia, ISIS tidak sembarangan merekrut dan langsung menerjunkan mereka untuk berjihad. Namun, ISIS melakukan pelatihan dahulu, hingga lulus untuk berjihad.
Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi sasaran empuk perekrutan. Pertama karena besaranya jumlah umat muslim di Indonesia. Kedua masih banyak penduduk miskin.
Hal ini menjadikan sejumlah alasan para WNI untuk bergabung dengan ISIS. Pertama, terkait dengan keinginan untuk semata-mata berjihad.
Kedua, latar belakang ekonomi. “Infonya yang tergabung dalam ISIS mendapatkan penghasilan dari Rp20 juta hingga Rp150 juta,” katanya.
Melihat kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, menurut dia, TNI AD terus melakukan upaya pencegahan terhadap radikalisme melalui pembinaan teritorial.
“Pembinaan teritorial, dan menjadikan kondisi masyarakat untuk mampu menangkal untuk mampu menjalankan menjaga keutuhan,” katanya.
Ia menambahkan, ada tiga ujung tombak dalam melaksanakan pembinaan teritorial tersebut yaitu babinsa, kamtibmas dan lurah. [ant.ira]

Tags: