51 Persen CHJ Sidoarjo Beresiko Tinggi

dr Edi Tamat. [ali kusyanto/bhirawa]

dr Edi Tamat. [ali kusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Tanggal 20 dan 21 Agustus mendatang, Calon Jemaah Haji (CJH) asal Kab Sidoarjo akan diberangkatkan Bupati Saiful Ilah, dari Pendopo Delta Wibawa menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, sebanyak 1.832 CHJ tahun 2016 ini sekitar 51% termasuk dalam beresiko tinggi dari sisi kesehatannya, sedangkan sisanya 49% memang dalam kondisi istitoah dari sisi kesehatannya.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sidoarjo, dr Edi Tamat Susanto menyampaikan, meski termasuk beresiko tinggi, 51% CHJ itu masih memungkinkan untuk berangkat haji, tapi dengan syarat adanya pendampingan.
Menurut dr Edi, untuk bisa berangkat ibadah haji, ada sejumlah kondisi kesehatan yang harus dipenuhi CJH. Diantaranya, kesehatannya Istitoah atau memungkinkan. Kedua, Istitoah tapi dengan syarat adanya pendampingan. ”Bisa pendampingan oleh orang, dengan obat-obatan , dan dengan peralatan,” jelasnya, Minggu (14/8) kemarin.
Selanjutnya, ada kriteria Istitoah sementara. Yakni kalau belum sembuh, dinyatakan tidak istitoah, tapi kalau sudah sembuh sudah Istitoah. Dan keempat, memang tidak Istitoah. Untuk CJH yang dianggap tidak Istitoah, dari hasil pemeriksaan RSUD Sidoarjo yang disampaikan ke Dinkes Sidoarjo, ada sebanyak lima CHJ.
Disebutkan, lima CJH yang tidak Istitoah itu terdiri dari tiga perempuan dan dua pria. Mereka berasal dari Kec Wonoayu, Kec Sedati, Kec Taman dan Kec Tanggulangin. Mereka tidak Istitoah, kata dr Edi, karena menderita penyakit yang sudah parah sekali. Sehingga dari hasil rapat koordinasi antara Dinkes, RSUD dan Kemenag Sidoarjo, mereka tidak Istitoah untuk berangkat haji.
”Kalau nanti sampai mereka nekat berangkat bukan urusan kita, kita hanya wajib untuk mencegah,” katanya.
Menurut dr Edi, rata-rata usia mereka sudah diatas 60 tahun. Ada salah satunya yang menderita penyakit gagal ginjal, sehingga harus melakukan cuci darah secara rutin. Pada tahun 2015 lalu, kata Edi, Pemerintah Arab Saudi, masih sanggup menyiapkan alat cuci darah. Tapi pada tahun 2016 ini, mereka tidak sanggup lagi memfasilitasnya.
”Tahun 2015 lalu, tidak ada CJH asal Sidoarjo yang tidak Istioah berangkat pergi haji dari sisi kesehatan, ada tapi karena tidak melunasi biaya haji,” katanya. [kus]

Tags: