52 SDN di Sidoarjo Miliki Perpustakaan Ramah Anak

Kabid Pembinaan Disperpusip Sidoarjo, Ana Musyrifah, Kasek SDN Wonokasian II, Siti Aisiyah dan Program Manager Provisi Education, Saifullo, berada di Perpustakaan Ramah Anak SDN Wonokasian II. [alikus]

Sidoarjo, Bhirawa
Sampai dengan tahun 2019, ada sebanyak 52 SDN di Kab Sidoarjo yang mempunyai sarana Perpustakaan ramah anak. Yakni buku bacaannya yang memotivasi membaca pada anak-anak usia dini.
Menurut Kabid Pembinaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab Sidoarjo, Ana Musyrifah, buku-buku bacaan yang berada di Perpustakaan ramah anak tersebut, selama ini dibantu dari LSM Mutiara Rindang. Yakni LSM yang bergerak pada tumbuh kembangkan minat baca pada anak usia dini.
“Kita berterima kasih, SDN yang ada di Kab Sidoarjo selama tiga tahun ini mendapat perhatian dari mereka,” kata Ana, ditemui disela-sela pembukaan Perpustakaan Ramah Anak Berbasis Digital, di SDN Wonokasian II Kec Wonoayu, Senin (30/9) kemarin.
Menurut Ana, pada tahun 2017 lalu ada sebanyak 18 SDN yang dibantu. Tahun 2018 ada 22 SDN, dan tahun 2019 ada 10 SDN.
Tapi untuk di tahun 2019 ini, selain dibantu buku, rak buku dan karpet, juga dibantu 1 unit Tab, untuk bisa membuka sarana e-book. Yakni membuka-buka perpustakaan secara digital.
Kepala SDN Wonokasian II, Siti Aisiyah, menyatakan terima kasih semoga buku-buku yang dibantukan bisa meningkatkan minat baca dan pengetahuan para siswanya yang jumlah ada 104 siswa itu.
Dirinya mengakui, selama ini Perpustakaan di sekolahnya buku-bukunya sangat terbatas sekali. Kadang untuk mengisinya, anak-anak sukarela membawa buku atau majalah yang dipunyai.
“Siswa kami ini sangat antusias dalam membaca buku,” ujarnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, dikatakan Bambang, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Sidoarjo, mewujudkan adanya Perpustakaan di sekolah adalah tujuan mulia.
Menurut Bambang, membaca buku tidak hanya penting bagi anak-anak saja. Tapi juga penting bagi para guru untuk meningkatkan kompetensinya.
Menurut Bambang kegiatan literasi ada 6 jenis. Salah satunya literasi yang bisa dihasilkan dari aktivitas membaca buku. Ia mengatakan Kab Sidoarjo mulai tahun 2015 lalu, diakui Pemerintah sebagai Kota Literasi di Indonesia.
Saifulloh, Program Manager Provisi Education Jakarta, yang hadir dalam kesempatan tersebut mengakui Kab Sidoarjo selama tiga tahun ini dipilih di Provinsi Jatim, agar pihaknya fokus dalam kegiatan menumbuh kembangkan minat baca pada anak usia dini.
Selama ini pihaknya mendapat respon positip. Baik dari Dikbud, Dinas Perpusip dan sekolah-sekolah. Dirinya berharap, bantuan yang diberikan, akan dapat sebagai pancingan dari semua pihak untuk membantu SDN lain di Kab Sidoarjo dalam mengembangkan Perpustakaan ramah anak.
“Karena pada tahun 2020 nanti, kami masih belum tahu, bantuan untuk di Sidoarjo apa masih ada lagi,” katanya. (kus)

Tags: