Bojonegoro, Bhirawa
Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur sejak mulai bulan September hingga awal bulan November sekarang ini tercatat penduduk sebanyak 56.933 jiwa terkena imbas kemarau yang berdampak pada kekeringan atau krisis air bersih.
Jumlah tersebut diantaranya terjadi di delapan Kabupaten/Kota di wilayah Bakorwil Bojonegoro. Salah satunya Kabupaten Bojonegoro, terdapat 10 Kecamatan yang terkena imbas kemarau panjang ini dengan jumlah 22 desa.
Selain itu, kekeringan juga melanda di wilayah Kabupaten Jombang dengan jumlah 7 Kecamatan 16 desa. Hal itu di ungkapkan oleh Achmad Rubaidi selaku unsure pengarah BPBD Provinsi Jawa Timur kepada Harian Bhirawa, Rabu (5/11) usai rapat koordinasi kebencanaan di ruang Mliwis Putih Bakorwil Bojonegoro.
“Di Jawa timur terdapat 215 Kecamatan dengan jumlah 621 desa yang terkena imbas kemarau yang berdampak pada kesulitan air bersih. Dan jumlah tersebut berada di 20 Kabupaten,” jelasnya.
Disampaikan, dari jumlah tersebut di katagorikan dua macam yakni siaga darurat dan tanggap darurat. Dimana dari jumlah 215 Kecamatan tersebut, 76 kecamatan diantaranya masuk katagori siaga darurat. Dan untuk sisanya berjumlah 139 Kecamatan masuk katagori tanggap darurat. “Sedangkan untuk 159 desa tergolong dalam katagori siaga darurat, dan 462 desa masuk katagori tanggap darurat,” terangnya.
Menurutnya, 20 Kabupaten yang mengalami kekeringan yakni Pacitan, Ponorogo, Madiun , Trenggalek, Tulungagung, Malang, Jombang, Mojokerto, Tuban, Bojonegoro, Gresik,Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Kabupaten Probolinggo. “Selain itu juga ada Kabupaten Lumajang, Situbondo, Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi,” pungkasnya.
Dari 20 Kabupaten tersebut, untuk Kabupaten Sampang daerah desanya paling tinggi dengan jumlah 50 desa yang berasal dari 12 kecamatan. Disusul Kabupaten Gresik dengan jumlah 43 desa di 7 Kecamatan. Dan untuk Kabupaten Bojonegoro terdapat 22 desa dengan 10 Kecamatan dan selengkapnya bisa dilihat ditabel.
“Diprediksi musim kemarau di sejumlah wilayah tersebut akan berakhir pada akhir bulan November ini. Berdasarkan hasil ramalan cuaca dari BMKG Jawa Timur setelah akhir bulan November akan terjadi turun hujan,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Bakorwil Bojonegoro, Deddy Ferdinand Izaac mengatakan, dalam kasus kekeringan di wilayah kerjanya, pihaknya telah melakukan droping air bersih diantaranya di wilayah gunung kapur di Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. “Selama 10 kali saya melakukan droping air bersih untuk di wilayah Parengan Tuban, dimana air bersih itu untuk kepentingan sekolah, masyarakat umum serta kebutuhan sehari-hari seperti mamasak,” jelasnya.
Pihaknya optimis kekeringann di wilayahnya sendiri bisa teratasi. Sebab berdasarkan informasi cuaca dari BMKG Jawa Timur, hujan akan terjadi pada awal bulan Desember nanti. Untuk itu di harapkan desa yang terdampak bisa mengajukan droping air bersih untuk mengatasi kekeringan. [bas]
Keterangan foto: Nara sumber dari BPBD Provinsi Jatim saat memaparkan pengarahan rakor, dalam rangka fasiltasi terjadinya antisipasi bencana alam dikabupaten/kota sewilayah kerja Bakorwil Bojonegoro. [bas/bhirawa]
REKAPITULASI DAERAH KEADAAN DARURAT BENCANA KEKERINGAN TAHUN 2014
No KAB./KOTA SIAGA DARURAT TANGGAP DARURAT
KEC. DESA KEC. DESA
1 Kabupaten Pacitan 5 14 8 36
2 Kabupaten Ponorogo 5 6 4 7
3 Kabupaten Madiun 2 23 – –
4 Kabupaten Trenggalek 2 6 12 41
5 Kabupaten Tulungagung 7 21 2 5
6 Kabupaten Malang 1 1 – –
7 Kabupaten Jombang 4 4 7 13
8 Kabupaten Mojokerto 2 2 – –
9 Kabupaten Tuban 2 2 7 41
10 Kabupaten Bojonegoro 4 4 10 22
11 Kabupaten Gresik 1 2 7 43
12 Kabupaten Bangkalan 10 10 17 31
13 Kabupaten Sampang 5 8 12 50
14 Kabupaten Pamekasan 2 5 9 30
15 Kabupaten Sumenep 2 3 12 36
16 Kabupaten Probolinggo 4 7 13 37
17 Kabupaten Lumajang 6 25 – –
18 Kabupaten Situbondo 6 8 7 13
19 Kabupaten Bondowoso 2 3 6 28
20 Kabupaten Banyuwangi 4 5 6 29
T O T A L 76
