56 Domba Mati Misterius di Probolinggo

Domba mati dibakar untuk selanjutnya dikubur secara massal.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Domba mati secara misterius terjadi di Desa Sumberkerang, Kecamatan Gending,  dan Desa Banyuanyar Lor Kabupaten Probolinggo. Untuk menyelidiki masalah ini pihak Dinas Peternakan (Disnak ) setempat mengambil sampel organ untuk diuji di laboratorium.
Domba yang mati itu, rata-rata luka pada bagian matanya. Mata domba yang mati hilang. Kemudian bagian ekor domba juga mengalami luka, seperti bekas luka.
Disnak Kabupaten Probolinggo mengambil sampel organ dan daging domba yang mati misterius di Desa Sumber Kerang, Kecamatan Gending. Sampel ini akan diuji secara klinis di laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti kematian puluhan domba itu.
Petugas kemudian memeriksa kondisi tubuh domba yang mati. Tak hanya memeriksa bagian luar hewan yang mati, petugas juga membedah tubuhnya. Petugas mengambil sampel, seperti organ dalam, otak, darah, serta sisa makanan di dalam perutnya. Selain memeriksa dan mengambil sampel dari domba yang telah mati, petugas juga mengambil darah dari domba yang masih hidup.
Menurut Camat Gending Muhamad Ridwan, Senin (28/8), di Desa Sumber Kerang, terdapat tiga dusun yang dombanya mengalami kematian mendadak. Selain Desa Sumber Kerang, domba yang mati mendadak juga terjadi di Desa Banyu Anyar Lor dengan total 56 ekor domba.
Rinciannya, 39 ekor domba milik Hasan,warga Dusun Krajan; 8 ekor milik Suryadi, warga Dusun Kubat; 5 ekor Jalil, warga Dusun Kanin Kulon, Desa Sumber Kerang; dan 4 ekor milik warga Desa Banyuanyar Lor.
“Hingga sampai saat ini, ada dua desa yang melaporkan kalau domba-domba warga mati mendadak. Kami bersama Disnak masih berkoordinasi untuk mengetahui penyebab kematian ternak ini,” ujarnya.
Belum diketahui penyebab pasti kematian puluhan ekor domba ini. Warga masih menunggu pemeriksaan dari Disnak setempat, yang datang ke lokasi. Sementara untuk mencegah kemungkinan virus dan penyebaran penyakit, bangkai domba mati dibakar untuk selanjutnya dikubur secara massal.
“Prosedurnya begitu. Setelah diberi insektan, kami bakar dan setelah itu dikubur untuk mencegah menyebarnya bakteri. Karena kami tidak tahu, apa penyebab pastinya, jadi ini cara untuk meminimalisir kejadian ini,” terangnya.
Pihak kecamatan menghimbau warga desa untuk menjaga kebersihan kandang ternaknya. Selain itu, warga diminta untuk meningkatkan patroli atau Siskamling untuk mencegah terjadinya kematian hewan ternak mereka.
Kepala Bidang Kesehatan hewan, Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran Disnak Probolinggo, Nur Eko Widiyanto mengatakan, rencananya sampel akan dibawa dan dites di laboratorium kesehatan hewan di Surabaya atau Malang. Sejauh ini kami belum dapat memastikan penyebab kematiannya,” paparnya.
Kami juga menyemprotkan disinfektan atau cairan anti infektan pada bangkai domba-domba. Sementara untuk mencegah virus dan penyebaran penyakit, bangkai domba mati dibakar untuk selanjutnya dikubur secara massal.
Tak hanya itu, mereka juga menyemprotkan disinfektan di kandang domba milik warga lainnya. “Ini untuk pencegahan sementara, hingga kami mengetahui penyebab pastinya. Karena rata-rata, domba itu tewas setelah kejang-kejang dan lemas,” tandasnya.
“Ini masih data sementara, mudah-mudahan tidak bertambah banyak. Sementara untuk hasilnya baru kami ketahui dalam dua hari mendatang. Kami masih berkoordinasi, apakah petugas laboratorium bisa datang kesini atau tidak,” tambahnya. [wap]

Tags: