6 Bulan Istri prajurit TNI AD Ajari Baca Tulis Warga Batumarmar

Pendidikan program keaksaraan fungsional di Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar.

Pendidikan program keaksaraan fungsional di Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar.

Kiprah Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLV Pamekasan
Pamekasan, Bhirawa
Para istri prajurit TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam organisasi Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang XLV Kodim 0826 Pamekasan mengajari warga buta huruf di sejumlah pelosok desa agar bisa membaca dan menulis.
Pamekasan menjadi salah satu kantong buta aksara di Jatim. Padahal sejak 2012, pemkab setempat menggelontorkan dana besar untuk program pemberantasan buta huruf di Pamekasan. Hanya saja, hingga kini jumlah warga buta aksara masih besar.
Data di Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan menyebutkan, jumlah warga tuna aksara mencapai 27.365 orang.
Warga yang masih berstatus buta huruf didominasi kaum perempuan yang tinggal di wilayah utara Pamekasan. Seperti di Kecamatan Batumarmar, Pasean, dan Waru. Sementara di Pamekasan bagian selatan, jumlah warga buta huruf lebih sedikit. Untuk itu, pada 2015, program pemberantasan buta huruf yakni keaksaraan fungsional (KF) akan difokuskan di daerah utara.
Tingginya angka buta aksara ini coba ditekan semua pihak. Salah satu yang turut berpartisipasi adalah Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang XLV Kodim 0826 Pamekasan. Organisasi istri prajurit TNI AD ini mengajari warga buta huruf di sejumlah pelosok desa agar bisa membaca dan menulis. Dan hasilnya cukup menggembirakan.
“Ada sebanyak 100 orang warga pedesaan yang sebelumnya tidak bisa membaca dan menulis, kini sudah bisa baca tulis,” kata Ketua Persit KCK Cabang XLV Kodim 0826 Ny Arie Mawardi,  Kamis (30/7).
Ia menjelaskan, ke-100 orang itu merupakan warga Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar. Mereka bisa membaca dan menulis, setelah mengikuti program keaksaraan fungsional selama 6 bulan yang digelar Persit Kartika Chandra Kirana, bekerjasama dengan Pemkab Pamekasan dan Pemprov Jatim.
Program pemberantasan buta huruf ini, mulai minggu pertama Februari hingga minggu keempat Juli 2015 dan dibagi dalam 10 kelompok. “Jadi masing-masing kelompok hanya membimbing sebanyak 10 orang, sehingga hasilnya bisa maksimal seperti ini,” kata Arie Mawardi.
Arie Mawardi menjelaskan, selain karena merupakan kewajiban, para istri prajurit TNI juga merasa terpanggil untuk membantu memberantas warga buta huruf di Pamekasan, sebagai upaya untuk memajukan Pamekasan.
Sebab, salah satu indikator kemajuan sebuah daerah adalah tidak adanya warga yang buta huruf, selain tingkat ekonomi dan kesehatan yang memadai.
Program buta huruf yang digelar para istri prajurit TNI di Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar kepada 100 warga itu ditempatkan di rumah tokoh masyarakat setempat, yakni Ustad Salawi. [Syamsuddin]

Tags: