60 Jiwa Warga Jambesari Kabupaten Jember Terancam Bencana Longsor

Kepala Bakorwil Jember R. Tjahjo Widodo didampingi Kepala BPBD Jember Widi Praseryo saat menyerahkan bantuan kepada 13 KK warga Dusun Kuring Desa Jambesari Sumberbaru yang rumahnya mengalami retak-retak dan tekstur tanahnya yang turun, Kamis (1/3/2018)

Jember, Bhirawa
Paska bencana tanah longsor yang menelan 3 korban jiwa di Dusun Dung liyer Desa Jambesari Kec. Sumberbaru, awal Oktober 2017 kemarin, tampaknya menyisakan persolan baru. Sekitar 60 jiwa warga dalam 13 KK di Dusun Kuring Desa Jambesari Kec. Sumberbaru yang berlokasi berbatasan dengan lokasi bencana awal terancam tanah longsor. Sejumlah rumah diketahui kini kondisinya retak-retak akibat tekstur tanah yang mulai turun (ambles).
Kondisi ini menjadi perhatian serius BPBD Kab. Jember dan Bakorwil Jember untuk segera dilakukan penanganan. Kepala BPBD Widi Prasetyo dan Kepala Bakorwil Jember R. Tjahjo Widodo berarta relawan melakukan kunjungan ke lokasi rumah warga yang ada di kaki gunung Lemongan Rengganis Jember, Kamis (1/3/2018)
Mereka mengaku hidup dalam tekanan bencana longsor ini, sejak awal Februari 2018. Seperti pengakuan Salam, salah seorang warga yang rumahnya mengalami rusak berat dan lantai yang mulai turun. Bapak berputra dua ini mengaku rumahnya mengalami retak parah dan tanah turun terjadi awal Februari.
” Kamis awal bulan Februari 2018, hujan deras. Sekitar pukul 17.00 terdengar suara retakan seperti kayu patah. Pada saat itu kami bersama warga lainnya berhamburan keluar rumah. Suara itu dua kali terjadi, dan menyebakan tembok rumah retak dan lantai ambles,” ujar Salam menceritakan.
Semenjak itu, ujarnya setiap malam pihaknya bersama dengan warga lainnya selalui dihantui ketakutan. Apalagi disaat hujan lebat, Salam mengaku berlindung di luar ramah.” Kalau hujan lebat, warga keluar rumah. Khawatir longsor,” tandas Salam dengan logat madura.
Ia berharap, segera ada solusi dari desa maupun pemerintah daerah untuk mengatasi ini. Ia mengaku sulit pindah dari rumahnya, karena ini merupakan tanah satu-satu.” Mau pindah, pindah kemana?,” tanya Salam.
Sekretaris Desa (Sekdes) Jambesari Agus Satrianto mengaku, selama ini pihaknya telah berupaya agar mereka dipindah dari lokasi tersebut.” Kami sudah berupaya merelokasi mereka ke tempat yang baru dengan cara tukar guling dengan tanah milik salah satu warga. Namun tanah yang sediakan luasannya tidak mencukupi untuk menampung 13 KK tersebut. Paling tidak untuk tukar guling ini dibutuhkan 5000 meter persegi untuk menampung 13 KK,” ujar Sekdes kemarin.
Sementara, Kepala BPBD Jember Widi Prasetyo mengatakan, pihaknya terus memberikan pemahaman kepada warga akan bahaya yang akan dihadapi. “Langkah ini yang terus kami lakukan. Paling tidak penyelamatan jiwa yang kami utamakan. Ini sudah ke tiga kalinya datang ke lokasi untuk memberikan pengertian kepada mereka,” ungkap Widi kemarin.
Saat disinggung upaya relokasi, tandas Widi, pihaknya masih berkoordinasi dengan desa dan kecamatan untuk membahas masalah ini.” Upaya relokasi ini upaya terakhir yang akan dilakukan. Tapi persoalan ini akan kita bahas bersama dengan Desa, Kecamatan. Sehingga diketahui berapa luasan tanah yangg dibutuhkan, dan langkah-langkahnya seperti akan kuta bahas bersama,” terangnya.
Widi juga mengapreasi dan berterima kasih Kepada Gubernur melalui Bakorwil Jember yang melakukan kunjungan kerja di lokasi dusun Kuring Jambesari ini. Mudah-mudahan ada amunisi baru untuk menyelesaikan persoalan ini.
” Memang dalam persoalan ini (kebencanaan) dibutuhkan sinergitas antara BNPB, BPBD Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah daerah. Mudah-mudahan dengan kunjungan ini ada amunisi baru untuk menyelesaikan persoalan ini,” harapnya.
Kepala Bakorwil Jember R.Tjahjo Widodo usai kunjungan mengaku kondisi rumah mereka sudah memprihatinkan. Jika terjadi hujan lebat, akan terjadi bahaya longsor.” Kondisi rumahnya sudah retak-retak dan ini sangat membahayakan. Sudah sepatutnya pihak pemerintah kabupaten harus segera mengambil langkah-langkah secara cepat. Tadi sudah ada pembicaraan bahwa mereka akan direlokasi ditanah milik kas desa, dan saya menyarankan jika ini dilakukan, prosesnya harus betul dan mulai dari awal. Selain itu, mereka mau direlokasi atas dasar kesadaran, sehingga tidak menimbulkan persoalan,” ulas Tjahjo kemarin.
Atas kujungan ini, Tjahjo mengakj akan melaporkan kondisi 13 KK di dusun Kuring Jambesari Sumberbaru kepada Gubernur dan BPBD Provinsi.” Mudah-mudahan BPBD Jawa Timur juga memberikan solusi atas kondisi mereka,” pungkasnya.(efi)

Tags: