600 Bidan Kabupaten Probolinggo Komitmen Tolak Gratifikasi

Bidan teken komitmen deklarasi tolak gratifikasi

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Sedikitnya 600 bidan desa yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Probolinggo melakukan penandatanganan (teken) komitmen sebagai bentuk deklarasi menolak gratifikasi. Penandatanganan ini dilaksanakan di sela-sela peringatan HUT ke-72 IBI di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, sekaligus mengukuhkan 24 orang bidan sebagai bidan delima.
Penandatanganan komitmen tolak gratifikasi rujukan ini dilakukan oleh anggota IBI Cabang Kabupaten Probolinggo yang diwakili oleh IBI Ranting Tongas dan Ketua IBI Cabang Kabupaten Probolinggo Nuryati. Disaksikan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesra Kabupaten Probolinggo Achmad Arif, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono serta beberapa perwakilan organisasi profesi di Kabupaten Probolinggo.
Ketua IBI Cabang Kabupaten Probolinggo Nuryati, Jum’at 13/7 mengatakan dengan kecintaan terhadap profesi bidan, pihaknya mengajak bersama-sama untuk menjaga, merawat dan menumbuhkembangkan IBI menjadi organisasi yang bermartabat sejajar dengan organisasi lain maupun organisasi tingkat dunia.
“Untuk itu anggota IBI se-Kabupaten Probolinggo berkomitmen menolak gratifikasi dalam rangka mendukung pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Plt Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Probolinggo Achmad Arif mengungkapkan disamping memberikan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat, bidan juga mempunyai etos kerja yang baik sebagai bentuk pertanggungjawaban moril seorang bidan yang salah satunya diwujudkan dengan komitmen menolak gratifikasi.
“Salah satu bentuk gratifikasi adalah menerima fee rujukan dari pihak lain atau rumah sakit. Untuk itu komitmen dari anggota IBI ini saya sangat berharap didukung pihak-pihak yang terkait di Kabupaten Probolinggo dan meningkatkan hubungan kerja tanpa ada ikatan apapun, sehingga bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Probolinggo betul-betul maksimal, ” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan launching dan pengukuhan Bidan Delima sejumlah 24 orang bidan di Kabupaten Probolinggo. Pengukuhan Bidan Delima ini dipimpin oleh Pengurus Daerah IBI Provinsi Jawa Timur Rumenta Ningsih didampingi kami sebagai Ketua IBI Cabang Kabupaten Probolinggo, lanjut Nuryati.
Nuryati mengatakan berbagai tantangan ke depan yang dihadapi bidan baik dari dalam maupun dari luar organisasi antara lain jumlah anggota semakin bertambah dengan kualitas lulusan yang bervariasi. Perlu penanganan secara khusus dalam rangka menghadapi liberalisasi pelayanan kesehatan dalam era globalisasi.
“Untuk itu IBI perlu melakukan konsolidasi ke dalam dan advokasi ke semua stakeholder terkait untuk penguatan profesi dan menyiapkan anggota dalam menghadapi tantangan tersebut,” katanya.
Bidan yang merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi harus lebih peka dan aktif di masyarakat. Oleh karena itu bidan harus segera mengenali masalah-masalah kesehatan ibu dan anak, ungkapnya.
“Disamping itu, bidan juga harus meningkatkan kompetensi melalui seminar, workshop maupun pelatihan untuk menghadapi tantangan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan sesuai standart. Salah satunya untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidan adalah adanya Bidan Delima sebagai branded seorang bidan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya.
“Saya berharap IBI bisa meningkatkan kinerja serta kerja yang ikhlas, cerdas dan tuntas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya,” tambahnya.(Wap).

 

Tags: