600 Wisatawan Mancanegara Kunjungi Kota Probolinggo

Para wisman saat kunjungi gereja Merah kota Probolinggo

Kota Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya 600 wisman (Wisatawan manca Negara) dalam rombongan wisatawan kapal pesiar Seabourn Encore menikmati wisata Kota Probolinggo. Para turis itu menghabiskan waktu lebih lama di sejumlah destinasi menjelang Hari Raya Nyepi Umat Hindu. Pasalnya obyek wisata Bromo ditutup untuk wisatawan mulai pukul 00.00 WIB 17 hingga 18/3.
Para penumpang kapal menikmati City Tour Kota Probolinggo dating Jum’at 16/3 mengunjungi beberapa distinasi wisata di kota Probolinggo mulai dari Pelabuhan Tanjung Tembaga, Alun-alun kota, gereja merah, Museum Probolinggo, Pasar Baru, Klenteng Tri Dharma, sampai Bee Jay Bakau Resort (BJBR).
Kholid Anshori koordinator Tour wisatawan, mengungkapkan, jika 600 wisatawan yang ke Probolinggo kali ini, terbagi dalam beberapa kelompok. Mereka blusukan ke sejumlah destinasi wisata yang ada di Kota Probolinggo.
“Tujuan utama sebagian wisatawan tersebut ke Probolinggo. Sebab, informasi yang kami dapat, kawasan wisata Bromo ditutup lantaran adanya hari raya Nyepi,” katanya.
Utamnya yang biasa disinggahi yakni Gereja Merah. Disebut dan dikenal sebagai gereja merah, selain didominasi cat merah, gereja ini letak geografisnya dekat pantai. Sehingga untuk mencegah terjadinya kerusakan, Gereja Merah ini dilapisi cat meni (Cat anti karat).
Rupanya, merah bagi warga jemaat gereja tidaklah sekadar warna. Ada makna filosofis di dalamnya. Yakni simbol darah Yesus Kristus yang tertumpah untuk menyelamatkan dosa-dosa manusia.
Gereja dibangun pada masa kependudukan VOC di Indonesia, tahun 1862. Gereja yang juga jadi cagar budaya di Jalan Suroyo, Kecamatan Mayangan, cukup mendapat perhatian wisatawan asing. Keberadaan gereja tertua ini menjadi daya tarik pengunjung yang ingin melihat lebih dekat gereja peninggalan Kolonial Belanda ini, ungkapnya.
Mereka rata-rata penasaran akan kemegahan bangunan yang hampir 100 persen terbuat dari besi dan baja. Bahkan gereja ini hanya ada dua di dunia, di tempat aslinya Kota Den Haag Belanda dan Kota Probolinggo, Indonesia.
Menurut Liliana, wisatawan asal Australia, dia baru pertama kali melihat dari dekat Gereja Merah. Sebelumnya dirinya mengetahui hanya dari pemberitaan saja.
“Sangat kagum dan sangat cantik Gereja Merah ini, saya baru pertama kali mengunjungi Kota Probolinggo, untuk melihat Gereja Merah ini,” sebut Liliana, saat berkunjung ke Gereja Merah Probolinggo.
Sementara menurut Pendeta Gereja Merah, Ripta Atalata dinamakan Gereja Merah, karena letak geografis Kota Probolinggo dekat pantai.
“Sejarah Gereja Merah pada tahun 1862 bangunan ini, sama pemerintah Hindia Belanda pesan di Germany, dari Hindia Belanda dinaikkan kapal ke Kota Probolinggo. Ini dari baja dengan sistem knock down atau sistem bongkar pasang, 15 ribu holden, gereja merah berbahan baja biar tidak kropos, dicat meni,” ungkap Pendeta Ripta
Kini Gereja Merah itu seiring berkembangnya waktu, resmi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel. Dan gereja ini masih digunakan jemaat Kristiani untuk melakukan kegiatan keagamaan, jelasnya.
Kepala Bidang Promosi Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Probolinggo, Suci Ningsih mengatakan, kapal pesiar Seabourn Encore bukanlah kapal pesiar pertama, datang ke Kota Probolinggo. Sejak beberapa tahun yang lalu, banyak kapal pesiar, rutin berkunjung ke Kota probolinggo.
“Sebelumnya juga ada kapal lain yang berkunjung dan setelah ini juga ada. Biasanya setiap kapal akan singgah sekitar enam jam di Probolinggo. Para penumpang akan city tour di rute yang telah ditentukan,” tambahnya.(Wap).

Tags: