66 Penghargaan Meriahkan Olimpiade TIK Pendidikan Jawa Timur

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd (Tengah dengan batik) bersama Sekretaris Dindik Jatim Didik Dwiyanto MM (kanan) dan Kepala UPT TIKP Dindik Jatim Ema Sumiarti MSi berpose dengan penerima penghargaan kategori siswa di Olimpiade TIKP Jatim 2017, Kamis (14/12) malam.

Dorong Siswa Kreatif Manfaatkan TIK Sekaligus Bijak Gunakan Gawa
Dindik Jatim, bhirawai
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tak henti berupaya mendekatkan teknologi dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Baik dalam proses belajar mengajar maupun kreatifitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Olimpiade TIK Pendidikan menjadi ruang kompetitif untuk memacu keduanya.
Wajah sumringah memancar dari 66 penerima penghargaan Olimpiade TIK Pendidikan yang digelar UPT Teknologi Informasi Pendidikan (TIKP) Dindik Jatim di Hotel Utami Sidoarjo, Kamis (14/12) malam. Prestasi gemilang yang mereka raih diserahkan langsung Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd. Di sela-sela penyerahan, Saiful berharap pengembangan TIK dalam dunia pendidikan akan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Tahun ini, Jatim telah membuktikan pencapaian itu melalui penghargaan Ki Hajar yang dianugerahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Gubernur Jatim.
“Melalui TIK akan memudahkan proses dan penyerapan informasi dalam belajar mengajar,” terang Saiful.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini mengapresiasi setiap karya yang lahir dari tangan guru dan siswa dalam olimpiade ini. Karya-karya tersebut, merupakan kompetensi yang akan menjadi bekal bagi para siswa untuk menatap masa depan yang lebih baik. Bekal mendapatkan pekerjaan atau berkarir sebagai pelaku entrepreneur.
“Kompetensi di bidang TIK ini menjadi paling diminati saat ini. Khususnya di industri kreatif. Mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan dari keahliannya itu,” terang Saiful.
Di lain sisi, perkembangan TIK juga perlu disikapi secara bijak. Anak tidak boleh dibiarkan larut dalam dunia gawai. Sehingga yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat. Berkumpul satu meja tetapi diam tanpa bicara. “Sudah ada sekolah yang mulai mengajak orangtua untuk program 18 – 21. Yaitu mulai pukul 18.00 – 21.00 tanpa gawai dan televisi,” kata Saiful.
Program semacam itu bagus untuk mengarahkan anak agar bijak memanfaatkan teknologi. Menurut Saiful, kemajuan IT tidak bisa dibendung dan tidak perlu dibendung. Anak hanya perlu diarahkan dan didampingi sehingga menjadikannya sebagai potensi. “Anak-anak kita adalah generasi alpha yang berhadapan dengan mesin-mesin otomatis,” tutur Saiful.
Sementara itu, Kepala UPT TIKP Dindik Jatim Ema Sumiarti MSi menambahkan, Olimpiade TIKP 2017 digelar dengan 14 bidang lomba. Dari 66 penerima penghargaan, 32 di antaranya ialah kategori tenaga pendidik. Sementara 34 lainnya ialah kategori siswa mulai jenjang SD, SMP hingga SMA/SMK. “Terdapat dua mekanisme lomba yang diselenggarakan secara online dan on the spot,” tutur Ema.
Antusiasme kompetitor dalam olimpiade diakuinya terus meningkat setiap tahun. Khususnya pada Festival Sinema Sekolah (FSS). Tahun ini, FSS berhasil mengoleksi 108 judul film dari kelompok pelajar SMA/SMK. Dari jumlah tersebut, 80 kelompok mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop perfilman. “Kita lakukan seleksi awal sesuai ketentuan yang ditetapkan. Seperti durasinya, originalitas dan keseuaian dengan temanya,” tutur Ema.
Melalui olimpiade ini, tambah Ema, berbagai pihak yang cukup berpengaruh di dunia TIK akhirnya bisa dirangkul. Salah satunya raksasa perusahaan IT Microsoft. Melalaui kerjasama itu, olimpiade ini mengembangkan bidang lomba minecraft. Bidang lomba yang misinya membuat permainan 3D dengan tekstur kubus.
“Kita juga sedang jajaki kerjasama di bidang pembelajaran elektronik, e-learning dengan Microsoft,” tutur Ema. Kerjasama itu, lanjut dia, dilakukan untuk merealisasikan program sehari belajar di rumah. “Jadi Pak Saiful (Kepala Dindik Jatim) punya konsep dalam satu minggu ada satu hari siswa tidak perlu belajar di sekolah. Mereka cukup di rumah dengan belajar jarak jauh,” pungkas Ema.

Kreatifitas TIK Tak Terbatas Wilayah
Imam Tantowi, adalah salah satu siswa yang beruntung malam itu. Di Olinmpiade TIK Pendidikan, dia berhasil membawa pulang trophy Juara I lomba jurnalistik. Dia mengikuti lomba tersebut secara online dengan mengangkat berita seputar video pembelajaran di sekolahnya.
“Saya ingin menceritakan kepada pembaca, bahwa meski bukan di kota besar kita bisa memanfaatkan teknologi untuk pendidikan. Dengan alat-alat sederhana, video itu bisa menjadi media yang menarik,” tutur Imam, siswa SMAN 1 Sampang.
Kegembiraan serupa dirasakan Desi Putri Puspa Sari. Melalui karya filmnya berjudul Tets Banyu Mata, dia berhasil meraih juara favorit FSS jenjang SMK. Siswa SMKN 2 Kediri itu menuturkan, olimpiade semacam ini begitu penting untuk memacu semangat mereka terus berkreasi. “Saya sudah dua kali ini mengikuti olimpiade. Dua tahun lalu, waktu kelas satu hanya lolos sebagai nominator. Tahun ini Alhamdulillah juara,” tutur dia sumringah. [tam]

Tags: