69 Dosen Daftar Calon Rektor ITS

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

ITS Surabaya, Bhirawa
Bursa calon rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mulai dibuka jelang akhir kepemimpinan Prof Triyogi Yuwono periode 2011-2015. Panitia Pemilihan Calon Rektor (PPCR) ITS bahkan telah mengantongi 69 nama yang dinilai telah memenuhi kriteria sebagai bakal calon Rektor (bacarek) ITS periode 2015 – 2019.
Ketua PPCR  ITS Prof Arif Djunaidy menjelaskan, sejumlah syarat menjadi rektor minimal berpendidikan doktor (S3) dan berstatus dosen aktif. Selain itu,  bacarek juga menduduki jabatan akademik minimal lektor kepala, berusia maksimal 60 tahun pada 13 April 2015 mendatang. “Pada 13 April 2015 itu rektor yang terpilih sudah akan dilantik,” kata Arif, Selasa (18/11).
Arif memaparkan, saat ini tahapan pemilihan rektor baru sampai dalam tahap penjaringan bacarek. Sedangkan tahap selanjutnya masih ada penyaringan calon rektor, dan tahap pemilihan rektor. “Kita sudah mengirimkan surat ke-69 dosen terpilih itu agar mengirim surat kesediaan dicalonkan sebagai rektor,” tutur dia.
Dari surat kesediaan tersebut,  baru bisa diketahui siapa saja yang berkenan melanjutkan ke proses berikutnya atau berhenti sampai tahap penjaringan bacarek saja. Arif mengatakan, Rabu (19/11) hari ini, nama-nama dosen yang bersedia untuk dicalonkan menjadi rektor ITS ini baru akan disahkan melalui rapat senat untuk dijadikan calon rektor.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, seluruh civitas akademika ITS memiliki peran aktif dalam pemilihan rektor ini. “Mahasiswa, dosen, dan karyawan memiliki nilai bobot suara,” jelasnya. Untuk dosen sendiri memiliki poin lima untuk satu suara, karyawan tiga poin, dan mahasiswa hanya memiliki satu poin. Dalam pelaksanan pemilihan rektor ini, Dewan Senat ITS dibantu oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS, Kepala Biro Umum, ketua jurusan, dan anggota senat jurusan.
Arif mengaku, pembentukan PPCR sendiri mengalami kemunduran dari jadwal. Awalnya dijadwalkan Juli, namun baru terealisasikan pada November ini. “Hal ini dikarenakan,  penetapan status ITS yang menjadi PTN Badan Hukum (BH) sehingga kabarnya masih simpang siur saat itu,” ungkap dosen jurusan Sistem Informasi ini.
PPCR kali ini masih menggunakan aturan statuta sebelum PTN BH , yakni statuta ITS  2011. Pasalnya, ITS baru resmi menjadi PTN BH pada 20 Oktober 2014 lalu dan hingga saat ini statuta baru belum dikeluarkan pemerintah karena masih ada pembahasan lebih lanjut. “AD/ART yang baru masih belum keluar, jadi kita pakai statuta lama,” ujarnya.
Jika telah menjadi PTN BH, Arif mengaku pemilihan rektor harusnya menggunakan statuta baru yang sesuai dengan PTN BH. Diusahakan sebelum akhir tahun PP Statuta PTN BH ITS sudah bisa dikeluarkan dan  pemilihan rektor dilakukan oleh majelis wali amanat. Arif berharap, calon-calon terbaik bersedia untuk dicalonkan.
Arif berharap dalam pemilihan rektor periode ini akan berlangsung guyub dan akur. Kalaupun masing-masing calon harus melakukan kampanye, maka kampanye harus mengangkat nilai-nilai intelektual. “Pada tataran ini, mahasiswa harus berpartisipasi dan harus berperan aktif. Untuk itu, pemilihan rektor ini dilakukan setransparan mungkin. Salah satunya, dapat dipantau melalui website pilrek.its.ac.id,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: