700 Anggota PGRI Situbondo Ikuti Workshop

700 guru dari 7 Kecamatan yang tergabung dalam wadah PGRI Situbondo mengikuti workshop penyusunan artikel ilmiah. [sawawi/bhirawa]

700 guru dari 7 Kecamatan yang tergabung dalam wadah PGRI Situbondo mengikuti workshop penyusunan artikel ilmiah. [sawawi/bhirawa]

{Wujudkan Profesionalisme Guru)
Situbondo, Bhirawa
Untuk mewujudkan profesionalisme dikalangan guru, sedikitnya 700 anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Situbondo mengikuti workshop di aula gedung PGRI, Minggu kemarin (04/12). Dalam workshop tersebut diikuti ratusan guru yang tersebar di 7 Kecamatan wilayah barat Kabupaten Situbondo, yakni Bungatan, Mlandingan, Suboh, Jati Banteng, Besuki, Banyuglugur dan Sumbermalang. Acara dimulai pukul 08.00 wib dengan menghadirkan narasumber Prof Dafik Mpd, Dekan FKIP Universitas Jember (Unej).
Fita Ariyani M.Pd, Ketua PKP (Pengembangan Karir Profesi) PGRI Situbondo mengatakan workshop ini selain untuk memeriahkan peringatan HUT yang ke 71 juga untuk mewujudkan profesionalisme guru di Situbondo. Kegiatan workshop ini pula, ujar Kasek SD Islam Al-Abror Situbondo itu, sangat seirama dan senafas dengan visi misi Bupati Situbodo Dadang Wigiarto dalam upaya pengembangan pendidikan yang unggul dan berkualitas. “Kegiatan workshop ini secara otomatis akan menambah ilmu dan wawasan menuju profesionalisme guru di Situbondo,” ungkap Fita dalam sambutannya kemarin.
Masih kata Fita, kegiatan workshop penyusunan artikel ilmiah untuk membantu kualitas para guru, terutama yang mendapat tunjangan sertifikasi dengan mengembangkan diri menjadi guru yang profesional. Agar program ini berhasil dengan baik, papar Fita, sebelumnya PGRI telah mendistribusikan 600 buku sebagai tambahan referensi mengajar yang diambil dari dana triwulan 1 dan 2 PKP PGRI Cabang se Situbondo.
“Workshop ini merupakan salah satu tahapan kewajiban guru yang menyandang sertipikasi. Sebab, saat ini setiap guru yang ingin naik pangkat harus membuat sebuah artikel dan jurnal, setelah sebelumnya lolos pembuatan KTI (karya tulis ilmiah) dan PTK (penelitian tindakan kelas),” pungkas Fita.
Disisi lain Prof Dafik, menuturkan workhsop ini dirasa penting karena jika dibandingkan dengan negara lain posisi Indonesia berada diperingkat 40 negara dibidang pemetaan kurva pembelajaran dunia. Selain itu, kata pria asli kelahiran Situbondo itu, untuk indeks pembelajaran guru dengan pengembangan-pengembangan model pembelajaran terkini yang digunakan dikelas rata rata Indonesia berada di rangking 40 negara. “Berarti kualitas pendidikan kita masih jauh dari negara negara lain. Makanya workshop ini dirasa perlu diikuti para guru agar kedepan kian maju,” ujar Prof Dafik.
Masih kata Prof Dafik, khusus untuk Lulusan sarjana setelah ditelusuri kualitasnya bersama 50 negara didunia, posisi Indonesia hanya berada diranking 49. Termasuk juga untuk tes pengembangan pendidikan bersama negara negara maju terkait kemampuan matematika dan Sains dari 42 negara yang disurvey, Indonesia berada di nomor 40.
“Prongram pendidikan kita masih jauh dari harapan bangsa karena dipicu beberapa indikator. Yang paling tidak menggembirakan yaitu minat baca orang Indonesia dan kebiasaan membaca orang Indonesia dibandingkan dengan negara lain hanya berkisar 0,001 persen. Ini sangat memprihatinkan,” ujar Prof. Dafik. [awi]

Tags: