762 Santri Ponpes Sidogiri Pasuruan Dicek Suhu Tubuh dan Disemprot

Jalani Pemeriksaan Kesehatan, Santri Ponpes Sidogiri Sehat.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya 700 santri Ponpes Sidogiri asal Probolinggo, dikawal ketat aparat kepolisian. Saat datang, ratusan santri itu disterilkan terlebih dahulu, di Terminal Bayuangga. Langkah itu, sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Penjemputan santri yang dipulangkan dari Ponpes Sidogiri, dipusatkan di Terminal Bayuangga Kota Probolinggo.
Kami sediakan 12 unit bus untuk penjemputan para santri ke Probolinggo. Di setiap bus ada pendamping dari ponpes yang memastikan mereka sampai tujuan,” kata Pengurus Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS), Kyai Afandi Ghozali, Jum’at (3/4).
Sebagai mana data yang ada sebanyak 762 santri laki-laki yang berasal dari area barat wilayah Probolinggo. Meliputi Kecamatan Tongas 188 santri, Kecamatan Lumbang 59 santri, Kecamatan Bantaran 114 santri, Kecamatan Leces 35 santri, Kecamatan Tegal Siwalan 12 santri dan wilayah Kota Probolinggo 293 santri.
Wakapolres Probolinggo Kota, Kompol Teguh Susanto mengatakan, pemulangan santri tersebut dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah untuk menekan penyebaran wabah covid-19. Sehingga pihak pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan mengambil keputusan untuk meliburkan kegiatan Ponpes dan memulangkan sementara seluruh santrinya.
Kami sudah melakukan Standart Operasional Prosedur (SOP) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Yakni, pengaturan santri jaga jarak pada saat turun di kendaraan Bus, melakukan penyemprotan cairan antiseptik dan pengecekan suhu tubuh dengan menggunakan termo-gun, ujarnya.
Satuan Binmas Polres Probolinggo Kota pun, selalu memberikan himbauan kepada santri dan walisantri. Untuk selalu jaga jarak aman. Himbauan tersebut, agar selalu dilaksanakan dan dibiasakan oleh para walisantri dan para santri dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Para santri Sidogiri, Pasuruan dicek suhu dan disemprot tubuhnya di terminal Bayuangga Kota Probolinggo. Hal yang sama juga diberlakukan pada santri yang turun di Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo. Tak hanya santri, orang tua atau wali murid serta penjemput juga diperlakukan hal yang sama. Cek suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan dilakukan, sebagai antisipasi dan upaya pencegahan, penularan dan penyebaran virus covid 19.
Penyemprotan disinfektan dan pengukuran suhu tubuh dilakukan Polres Probolinggo Kota dan Kodim 0820. Santri yang keluar dari terminal dicek suhu tubuhnya, kemudian disemprot dan diabsen atau didata sebelum bertemu dengan orang tuanya. Sementara orang tua atau wali santri yang menunggu di pintu keluar masuk terminal, juga diperlakukan sama.
Mereka kemudian dipertemukan dan dipersilahkan meninggalkan terminal untuk pulang ke rumah masing-masing. Salah satu santri mengaku, pihak pesantren meliburkan seluruh santrinya selama 66 hari atau 2 bulan lebih. Lebih lama dari liburan yang sama. “Lebih lama liburan tahun ini. Libur dimajukan, mungkin karena virus Corona,” katanya.
Santri yang mengaku tinggal di Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini mengetakan, sebelum meninggalkan pesantren, disemprot dan dicek suhu tubuhnya. “Sebelum meninggalkan pondok kami juga dicek dan disemprot seperti ini,” aku santri yang sudah 6 tahun mondok di Sidogiri tersebut.
Ketua MUI Cabang Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad mengatakan, kalau dirinya ditunjuk sebagai koordinator kepulangan santri Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan karena dirinya alumni pondok Pesantren Sidogiri pasuruan. Ia kemudian menghubungi Polres Probolinggo Kota dan Kodim un tuk menyambut kedatangan santri di terminal Bayuangga. “Sebelumnya kami sudah koordinasi. Memperlakukan santri sesuai protokol kesehatan,” ujarnya.
Disebutkan, ada sekitaran seribuan lebih santri yang tinggal di Probolinggo pulang liburan. Mereka diangkut 10 bus, 7 bus diantaranya berhenti di terminal bayuanggan dan 3 bus sisanya, turun di Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo. “Santri yang turun di sini ini, tinggal di Probolinggo barat. Yang turun di Bentar, Probolinggo Timur. Mereka dijemput orang tuanya,” ujarnya.
Menurut KH Nizar, kepulangan santri tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, meski sama sama naik bus. Di tahun-tahun sebelumnya, begitu santri tiba di terminal langsung mencari orang tua masing-masing tanpa ada pendataan, apalagi cek suhu tubuh dan penyemprotan.
“Dulu santri diturunkan di depan terminal. Ya langsung pulang. Kalau sekarang turun di dalam terminal. Sebelum bertemu dengaan penjemput, cek suhu dan disemprot, Diabsen dan dipertemukan dengan penjemput,” tandasnya.
Nizar berterus terang, belum mendapat konfirmasi terkait kembalinya santri ke pondok setelah berlibur lama di rumah. Apakah bersama-sama atau kembali ke pondok secara sendiri-sendiri seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kami belum dapat informasi. Kalau sebelum ada virus Corona, kembali sendiri-sendiri ke pondok. Nggak tahu kalau sekarang, Kami belum dapat informasi dari pondok,” sambungnya.
Terhadap santri, Nizar berharap selama liburan, tidak kemana-mana dan tetap berada di rumah masing-masing. Kecuali ada sesuatu yang penting atau mendesak. Selain itu, santri diharapkan menjauhui atau tidak berkerumun dalam jumlah yang banyak. “Ini semua demi kesehatan santri. Karantina mandiri, agar sekembalinya ke pondok, tetap sehat,” tuturnya.
Sedangkan sebanyak 180 orang santri Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan menjalani pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo di obyek wisata Pantai Bentar Desa Curahsawo Kecamatan Gending. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan Corona Virus Disease (Covid -19).
Dari hasil pemeriksaan kesehatan ini, ratusan santri ini dinyatakan sehat. Meskipun demikian, mereka tetap harus mendapatkan pengawasan dari petugas puskesmas masing-masing karena masuk dalam kategori OTG (Orang Tanpa Gejala).(Wap)

Foto: Santri Sidogiri Pasuruan dinyatakan sehat.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Tags: