78 Desa dan 13 Desa di Kabupaten Probolinggo Rawan Longsor-Abrasi

BPBD kabupaten Probolinggo dan warga lakukan kerjabakti tanggulangi longsor dan banjir rob. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Januari-Februari Puncak Hujan)

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Berdasarkan Surat BMKG, puncak hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. BPBD Kabupaten Probolinggo, waspadai adanya potensi hujan lebat dengan durasi lama dan berpotensi mengakibatkan bencana. Sebab, wilayah Kabupaten Probolinggo diprediksi memiliki kerawanan banjir, longsor dan abrasi. Hal itu disampaikan kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi, Selasa 12/11.
Anggit mengatakan, akumulasi curah hujan di Jawa Timur selama bulan November 2019 berkisar antara 21- 500 mm. Akumulasi curah hujan di Jawa Timur selama bulan Desember 2019 berkisar antara 51- 500 mm. Sebagian be?ar wilayah Jawa Timur diperkirakan telah memasuki awal musim hujan. “Waspadai daerah dengan jumlah curah hujan tinggi (301 – 500 mm) termasuk di wilayah Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Sedangkan Januari 2020 dikatakan Anggit, akumulasi curah hujan berkisar antara 151 – 500 mm. Waspadai adanya hujan lebat disertai kejadian angin puting beliung dan downburst, angin kencang yang berasal dari awan cumulonimbus dengan kecepatan dapat mencapai 63 km/jam dengan durasi 5 – 15 menit.
“Puncak musim hujan 2019/2020, diprediksi terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. Sehingga patut diwaspadai adanya potensi hujan lebat dengan durasi yang lama yang berpotensi mengakibatkan adanya banjir, tanah longsor dan abrasi,” ungkapnya.
Anggit menjelaskan, wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kerawanan bencana banjir. Setidaknya ada 21 desa di 7 kecamatan yang rawan banjir. Kemudian, ada sekitar 77 desa di 9 kecamatan rawan longsor. “Kabupaten Probolinggo juga rawan bencana abrasi. Ada 13 desa di 5 kecamatan yang rawan abrasi,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melalui Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi melaksanakan kerja bakti bersama masyarakat dan Pemerintah Desa Tambakrejo Kecamatan Tongas, kabupaten setempat. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi bencana di saat musim hujan tiba. Kegiatan ini dimulai dengan membersihkan saluran air di sepanjang sungai Desa Tambakrejo dan membuat tembok penahan tebing darurat menggunakan karung berisi pasir.
Lebih lanjut Anggit mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk rehabilitasi mengingat ketika musim hujan lalu beberapa permukiman tergenang banjir akibat luapan sungai. “Hal ini juga disebabkan karena plengsengan sungai yang tererosi akibat peningkatan debit dan volume air sungai terutama ketika hujan deras di daerah hulu,” paparnya.
Selain masyarakat, kerja bakti ini juga dihadiri oleh pemerintah desa dan beberapa personil dari BPBD serta Camat Tongas. “Sebagai upaya jangka panjang BPBD juga akan melaksanakan koordinasi rutin bersama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang berwenang terkait normalisasi sungai tersebut,” jelasnya.
Anggit menambahkan kegiatan ini bertujuan mendorong kawasan pemulihan terdampak bencana dengan sasaran meningkatnya pemulihan pasca bencana. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Probolinggo. “Dengan harapan dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat setempat terhadap terjadinya kembali bencana di lokasi tersebut,” tadasnya
Hujan yang turun saat ini tidak sepenuhnya membebaskan Probolinggo dari kekeringan. Hujan yang turun dalam 10 hari terakhir, belum mampu meningkatkan debit mata air. Di beberapa desa, warga sedikit terbantu, setelah dapat menampung air hujan dan memanfaatkanya.
Dalam sepekan terakhir, petugas BPBD menyalurkan air bersih di 4 titik. Pada 7 November dilakukan di Dusun Gunung, Desa Gunung Bekel, Kecamatan Tegalsiwalan; Dusun Sumbersari dan Dusun Tugu, Desa Kedawung, Kecamatan Kuripan. Kemudian hari ini dilaksanakan di Dusun Watuewuh, Desa Legundi, Kecamatan Bantaran. Air bersih disuplai melalui 1 truk tangki berisi 5.000 liter air bersih, ungkapnya.
Kami masih melakukan penyaluran air bersih. Ada beberapa titik yang meminta untuk tetap disuplai air bersih. Namun, jumlah lebih sedikit dibandingkan sebelum ada hujan. Anggit mengatakan kemungkinan permintaan droping air bersih akan tetap berlangsung. Hal itu berdasarkan dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Di mana ada Intrusi Massa udara kering dari Belahan Bumi Selatan (BBS) melintasi wilayah Australia bagian Utara di depan muka intrusi. Sehingga, kondisi massa udara akan menjadi lebih lembab dan mendukung potensi konveksi kuat.
Terdapat Siklon Tropis NAKRI di Laut Cina Selatan, dan sirkulasi siklonik di Samudera pasifik Timur Filipina dan di Papua (925/850mb). Konvergensi dan belokan angin memanjang dari Sumatera hingga Laut natuna, Kalimantan bagian timur dan Papua. “Dari peringatan tersebut di atas, maka wilayah Kabupaten Probolinggo dan daerah Jawa Timur pada umumnya, dalam 3 hari ke depan akan terasa panas,” tambahnya.(Wap)

Tags: