8.485 Guru Bojonegoro Tak Lulus UKG

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro,Bhirawa                                                                                                             Sekitar 8.485 guru atau 65,3 persen dari 12.985 guru TK,SD,SMP hingga SMA Se-Kabupaten Bojonegoro belum lulus Uji Kompetensi Guru (UKG). Sementara sekitar 4.500 guru atau 34,7 persen lainnya berhasil menyelasaikan UKG dengan baik memenuhi nilai 5,5 standar Kemendeikbud.
“Dari jumlah itu hanya sekitar 4.500 guru yang dapat menyelesaikan dengan baik dan sekitar 8.485 guru masih mengalami kendala sehingga dinyatakan masih belum dapat memenuhi persyaratan lulus UKG,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro, Hanafi kepada Bhirawa, Kamis (17/3).
Hanafi mengaku kaget dengan hasil tersebut. Sebelum ujian dari Disdik sudah wanti-wanti untuk belajar komputer, karena ujian utama adalah pengoperasian komputer. ” Mungkin karena faktor usia sehingga hasilnya banyak yang gagal,” kata Hanafi.
Dijelaskan, nilai terendah ada pada pengoperasian computer karena banyak guru yang gagal dalam penggunaan komputer karena perbedaan sistem yang dimiliki panitia ujian dengan sistem yang digunakan pada saat belajar komputer.
Apabila guru atau peserta UKG tidak memenuhi nilai dengan kata lain tidak lulus guru bersangkutan akan dikelompokan dan mengikuti pembinaan untuk meningkatkan kemampuannya sebagai seorang pendidik.
“Jika hasilnya kurang dari 5,0 sebagaimana tujuan dari UKG ini adalah untuk pemetaan guru, maka mereka yang belum lulus akan mengikuti diklat atau pelatihan nanti,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah tidak lulus UKG akan berpengaruh pada program sertifikasi atau terkait dengan kepangkatan, Hanafi mengatakan, masalah hasil UKG sama sekali tidak mempengaruhinya. ” Yang jelas UKG ini hanya untuk pemetaan dan bagi mereka yang memang tidak lulus akan kita diklatkan lagi sehingga mereka mampu di ujian berikutnya,” tandasnya.
Ia menambahkan, keuntungan para guru dan tenaga kependidikan yang mengikuti UKG adalah, bahwa saat ini pemerintah tengah mengukur sejauh mana kemampuan para guru secara keseluruhan.
Terutama kompetensi mengajar, pemahaman materi dan sebagainya. Sehingga jika nantinya sudah memiliki dasar, maka pemerintah akan membuat pemetaan, mulai dari bidang yang dikuasai dan pemetaan penguasaan materi.
“Misalnya pada mata pelajaran Matematika, apa yang menjadi kendala, mungkin dalam pembuatan alat peraganya dan sebagainya. Jadi ini yang jadi perhatian dan sangat bermanfaat sekali,” ujarnya. [bas]

Rate this article!
Tags: