81 Perempuan Jatim Meninggal karena Kanker Serviks

Ny Nina soekarwo saat melakukan pemantauan pemeriksaan kanker di Puskesmas Pulolor Kec Jombang usai melakukan telecofren bersama Ibu Negara Iriana Jokowi. [ramadlan/bhirawa]

Ny Nina soekarwo saat melakukan pemantauan pemeriksaan kanker di Puskesmas Pulolor Kec Jombang usai melakukan telecofren bersama Ibu Negara Iriana Jokowi. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Tingginya penderita kanker serviks di Provinsi Jatim mendapat perhatian Ketua Penggerak PKK Jatim, Nina Soekarwo. Istri Gubernur Jatim ini menargetkan sebanyak 960 Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) melayani pemeriksaan kanker yang mengancam kaum hawa.
“Alhamdulillah kini sudah 60 persen dari 960 puskesmas yang ada di Jatim sudah memberikan pelayanan untuk pemeriksaan kanker,” tutur Ny Nina Soekarwo saat melakukan teleconferen bersama Iriana Jokowi, Selasa (21/4) di Puskesmas Pulo Lor Kecamatan Jombang.
Nina Soekarwo yang didampingi Fatmawati Istri Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim dan ketua Penggerak PKK Jombang, Tjaturina Suharli mengungkapkan. Bahwa sebanyak 12 ribu perempuan telah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker. “Kita menargetkan seluruh puskesmas bisa memberikan pelayanan pemeriksaan kanker ini,” tandasnya.
Mendapat laporan dari Jawa Timur ini, Iriana Jokowi meminta Pemerintah Jatim menuntaskan agar sisa 40 persen puskesmas segera bisa memberi palayanan pemeriksaan kanker terhadap kaum hawa ini. “Terimakasih ibu gubernur, Kita minta PRnya untuk puskesmas bisa segera di selesaikan,” pinta Istri Presiden Jokowi ini yang langsung dijawab siap Ny Nani Soekarwo.
Sementara itu, data Dinas Kesehatan Jatim mencatat, sepanjang tahun 2014, terdapat sebanyak 2.503 perempuan menderita penyakit yang menyerang mulut rahim. 81 orang diantaranya bahkan sampai meninggal dunia. Jumlah tersebut mencakup penderita kanker serviks yang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr.Harsono, menyebut kasus penyakit kanker serviks di tahun 2014 cenderung mengalami peningkatan. Sebab pada 2013 terdapat 1.754 kasus, dengan 49 penderita diantaranya meninggal dunia. “Mereka yang menderita penyakit kanker serviks, masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi kronis,” kata Harsono saat mendampingi istri Gubernur Soekarwo inspeksi pelayanan penyakit kanker serviks di Puskesmas Pulo, Kecamatan Jombang, kemarin (21/4).
Tak hanya penyakit kanker serviks, tren penyakit kanker payudara juga cenderung mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebut, sepanjang 2014 terdapat 3.112 kasus dengan 165 penderita diantaranya meninggal dunia. Jumlah ini lebih besar bila dibandingkan tahun 2013, yaitu 2.940 kasus dengan 87 penderita meninggal dunia. Data tersebut juga mencakup penderita kanker payudara yang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Pihaknya menghimbau untuk masyarakat lebih menunjukkan peran aktif dalam mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. Paling tidak, harus tahu tentang gejala awal, sehingga ada upaya pencegahan sebelum penyakit mencapai kondisi kronis. “Pemprov menggandeng pemerintah daerah melalui kegiatan PKK, dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat. Rutin konsultasi dengan dokter adalah salah satu tindakan pencegahan,” lanjutnya.
Persentase capaian pengendalian kanker di Jawa Timur mengalami dari tahun ke tahun sangat rendah. Tahun 2013, persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara mencapai 0,4 persen. Sementara tahun 2014 hanya mencapai 0,97 persen.
Harsono mengatakan, Pemprov menargetkan tahun 2015 pencapaian menembus angka 10 persen. “Rendahnya capaian ini karena pemeriksaan IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) dan CBE (Clinical Breast Examination) belum mengarah ke deteksi dini. Sebagian besar wanita ada perasaan malu untuk diperiksa dokter, padahal hasil pemeriksaan dijamin kerahasiannya,” pungkasnya. [rur]

Tags: