85 Persen Penderita Tumor Otak Wanita

Dr Joni Wahyuhadi

Dr Joni Wahyuhadi

Surabaya, Bhirawa
Sebagai kaum hawa, wanita dituntut untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatanya terutama terhadap penyakit tumor otak. Data yang dihimpun di RSUD dr Soetomo Surabaya setidaknya 85 persen penderitanya didominasi kaum perempuan, sedangkan sisanya dari kaum laki-laki.
Dokter Spesialis Bedah Saraf RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi, dr, SpBS, menjelaskan, jumlah pasien tumor otak di RSUD Dr Soetomo yang menjalani tindakan operasi pada tahun 2010 sebanyak 116 orang, tahun 2011 sebanyak 130 orang, tahun 2012 sebanyak 130 orang, tahun 2013 sebanyak 149 orang, tahun 2014 sebanyak 172 orang, dan dari Januari hingga Mei 2015 sudah ada 61 orang yang menjalani operasi.
“Sedangkan untuk pasien tumor otak pengunjung poli bedah saraf dari Mei 2014 hingga 2015 jumlahnya mencapai 218 pasien yang menunggu tindakan operasi,” terangnya.
Pasien yang datang pun kondisinya beragm, mulai dari yang baru merasakan gejala-gejala hingga yang sudah kronis. Namun dengan adanya kemudahan akses pelayanan kesehatan seperti dengan memafaatkan BPJS Kesehatan juga meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk memeriksakan kondisi kesehatan.
” Ada 61,7 persen  penderita tumor otak yang dioperasi di RSUD dr Soetomo adalah tumor otak jinak, sisanya adalah kanker otak,” imbuh laki-laki yang juga merupakan Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Dr Soetomo ini.
Joni menuturkan, rasio orang yang beresiko terkena tumor otak di Indonesia adalah 1 diantara 888.793  orang, sedangkan di Surabaya rasionya adalah 1 diantara  154.186 orang. Rasionya memang cukup kecil dibandingkan dengan penyakit berbahaya lain, namun harus tetap diwaspadai.
Perlu diketahui, gejala yang ditimbulkan penyakit ini seperti nyeri kepala, biasanya timbul dan memberat pada saat bangun tidur (morning chepalgia), batuk atau mengejan. Bila gejala ini dirasakan lebih dari dua  minggu maka patut dicurigai sebagai bagian darigejala tumor otak.  Gejala lain berupa mual, mutah, kejang dan mata kabur serta penurunan kesadaran.
“Sadar dan tanggap terhadap kesehatan dan berbagai gejala kelainan yang dirasakan, serta segera memeriksakan diri adalah tindakan yang tepat. Agar penyakit bisa dideteksi dini dan pengobatannya lebih mudah,” tukas dokter yang juga anggota Surabaya Neuroscience Institute (SNeI) ini. [dna]

Rate this article!
Tags: