9 SDN di Kota Probolinggo Belum Penuhi Pagu

Pelaksanaan PPDB SD di kota Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Perubahan demografi atau struktur kependudukan di Kota Probolinggo, berdampak pada pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SD Negeri tahun 2019. Salah satu buktinya, sembilan SD Negeri di lingkungan perkotaan, belum memenuhi pagu.
“Secara umum pelaksanaan PPDB 2019 lebih baik daripada sebelumnya. Termasuk jika dibandingkan dengan sejumlah daerah lain yang banyak persoalan,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Probolinggo Budi Wahyu Rianto, Kamis (11/7).
Adanya sekolah yang belum mencapai pagu, terutama di wilayah tengah kota mendapat perhatian serius agar tidak sampai terjadi kembali pada PPDB berikutnya. Termasuk, mengkaji penerapan zonasi untuk sekolah-sekolah yang belum memenuhi pagu.
“Seperti di SDN Kebonsari Wetan 1 dan 3, apakah zonasinya terlalu kecil hanya di Kelurahan Kebonsari Wetan saja. Sehingga, zonasinya perlu diperluas ke kelurahan lain yang berdekatan,” ujarnya. Namun, menurut Budi, bisa saja zonasi sekolah dipersempit. Misalnya, ternyata banyak siswa yang berdekatan dengan SDN Kebonsari Kulon 1 dan 3, justru masuk di SDN Kebonsari Kulon 6.
“Maka, bisa dipersempit siswa di Kebonsari Wetan masuk di SDN Kebonsari Wetan saja,” jelasnya.
Sampai Kamis (11/7), sejumlah sekolah yang belum memenuhi pagu masih membuka pendaftaran siswa baru. Dalam pendaftaran pemenuhan pagu ini tidak diterapkan sistem zonasi. Sehingga, calon siswa dari luar kelurahan bisa mendaftar.
Ketentuan pelaksanaan jalur pemenuhan pagu ini diatur dalam Perwali Nomor 59/2019 tentang PPDB. Jalur pemenuhan pagu dilakukan setelah jalur zonasi selesai dilakukan, namun pagu di sekolah belum terpenuhi. Pendaftaran jalur pemenuhan pagu ini dilakukan di sekolah masing-masing sampai pagu sekolah terpenuhi.
PPDB untuk tingkat sekolah dasar digelar selama tiga hari mulai Kamis-Sabtu 4-6/7. Namun, sampai batas akhir pendaftaran, di Kota Probolinggo ada sembilan SDN di lingkungan perkotaan yang pagunya belum terpenuhi.
Yakni, SDN Sukabumi 6, SDN Sukabumi 7, SDN Jati 1, SDN Mangunharjo 4, SDN Wiroborang 4, SDN Mayangan 4. Lalu, SDN Kebonsari Wetan 1, SDN Kebonsari Wetan 3, dan SDN Kebonsari Kulon 6. Kini, sembilan sekolah ini masih membuka pendaftaran siswa baru tanpa menggunakan zonasi.
Yaitu, SDN Sukabumi 6, SDN Sukabumi 7, SDN Jati 1, SDN Mangunharjo 4, SDN Wiroborang 4, SDN Mayangan 4. Lalu, SDN Kebonsari Wetan 1, SDN Kebonsari Wetan 3, dan SDN Kebonsari Kulon 6.
Semua SD Negeri itu berada di tengah kota. Sebaliknya, SD Negeri yang ada di pinggiran kota malah sudah memenuhi pagu. Kondisi ini bahkan mulai terjadi sejak setahun lalu.
“Sejak tahun lalu terasa sekali bahwa sekolah di daerah pinggiran Kota Probolinggo lebih cepat terpenuhi pagunya daripada SD negeri di wilayah kota atau tengah,” ungkap Budi.
Budi memperkirakan, salah satu sebabnya, karena banyak keluarga yang memiliki anak usia SD, tinggal di wilayah pinggiran kota. Seiring dengan bertambahnya perumahan-perumahan di wilayah pinggiran. Dengan kata lain, anak usia SD yang tinggal di tengah kota sedikit jumlahnya. [wap]

Tags: