9 Sekolah Berstatus Adiwiyata Mandiri di Lamongan

Bupati Fadeli adakan tasyakuran penerimaan Adipura Kirana dan Sekolah Adiwiyata di depan Pendopo Lokatantra.[suprayitno/bhirawa]

Bupati Fadeli adakan tasyakuran penerimaan Adipura Kirana dan Sekolah Adiwiyata di depan Pendopo Lokatantra.[suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Semakin banyak sekolah di Lamongan yang menganggap penting kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar. Saat ini, ada enam sekolah berstatus Adiwiyata Mandiri Nasional dan tiga sekolah berpredikat Adiwiyata Nasional. Selain itu ada sepuluh sekolah lainnya yang berstatus Adiwiyata tingkat Propinsi Jawa Timur.
Data itu diungkapkan Bupati Fadeli saat Tasyakuran Adipura Kirana dan Adiwiyata Mandiri Nasional di depan Pendopo Lokatantra, Kamis (8/4). Di tahun ini saja, SMAN 1 Mantup dan SMAN 3 Lamongan naik status menjadi Adiwiyata Mandiri Nasional setelah tahun lalu hanya berstatus Sekolah Adiwiyata.
Sehingga saat ini, bersama SMAN 1 Mantup dan SMAN 3 Lamongan, sekolah lain di Lamongan yang sudah menyandang status Adiwiyata Mandiri Nasional adalah SMAN 1 Lamongan, SMPN 2 Lamongan, SDN Made 3 Lamongan dan peraih tahun 2015 SDn Jatirejo Kecamatan Tikung.
“Ini menunjukkan ada semangat sekolah-sekolah di Lamongan untuk semakin memperhatikan kualitas lingkungan hidup, bahkan semakin menyebar ke semua sekolah. Ini ditunjukkan dengan adanya tiga sekolah di tahun 2016 yang dinyatakan sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi Jawa Timur, yakni SDN Tambakrigadung, SMPN 3 Babat dan SMAN 1 Kedungpring, ” ungkap Fadeli.
Dalam acara yang mengundang seluruh petugas kebersihan dan kepala sekolah se Kabupaten Lamongan itu, Fadeli berharap ada semakin banyak sekolah yang memberi perhatian pada peningkatan kualitas lingkungan hidup. “Sekolah di wilayah tengah dan selatan sudah semakin banyak yang beralih menjadi Adiwiyata, bahkan sampai tingkat nasional. Saya berharap sekolah-sekolah lain, terutama di wilayah utara bisa menyusul, ” kata dia.
Karena dengan memberikan kenyamanan lingkungan dalam lingkungan sekolah, sambung dia, pelajar akan semakin nyaman dalam belajar dan mampu meningkatkan prestasi.
Menurut Fadeli, kepedulian pada kualitas lingkungan hidup di sekolah itu akan semakin bagus jika ditunjang dengan peran serta orang tua. Yakni dengan menerapkan Gerakan 1821, untuk mematikan semua perangkat elektronik di jam 6 sore hingga jam 9 malam, menyediakan waktu bersama anak-anaknya.
Dalam tasyakuran tersebut juga ditampilkan Tari Mendhak. Sebuah penggambaran tradisi upacara adat sedekah bumi, yang merupakan wujud rasa hormat kepada leluhur dan rasa syukur kepada sang pencipta. Sementara sejumlah pelajar di tempat yang sama juga melakukan peragaan busana yang terbuat dari bahan daur ulang. [yit]

Tags: