98 Siswa SMAN 4 Sidoarjo Berhasil Masuk PTN

Para siswa SMA Negeri 4 Sidoarjo yang diterima di Poltekes Semarang. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak 98 siwa SMA Negeri 4 Sidoarjo lulusan tahun 2019/2020 ini telah berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Mereka berhasil masuk melalui jalur SNMPTN sebanyak 41 siswa, SNMPN 14 siswa, Span PTKIN 15 siswa, PMKD PN 6 siswa, SBMPN 13 siswa, Poltekes 4 siswa dan vokasi 5 siswa.
Menurut Guru BK (Bimbingan Konseling) SMAN 4 Sidoarjo, Amie Sumarmi, agar bisa banyaknya siswa yang diterima di PTN memang sudah dipersiapkan sejak awal. Para siswa sudah dikenalkan konsep – konsep dan program masuk Perguruan Tinggi (PT) sejak awal, yaitu sejak mereka masuk sekolah kelas X.
Termasuk ada proses pengisian angket yang berisi pertanyaan, kemana nantinya setelah lulus SMA. Artinya mereka akan memilih PTN apa, karena dalam pengisian form juga ada nilai – nilainya. Setelah itu dilakukan grafik oleh mereka sendiri, per semester, termasuk juga Mapelnya.
“Jadi mereka sudah menentukan fakultas pilihannya. Setelah itu mereka juga akan mencari titik beratnya dimana. Dari hasil grafik dan kemampuan itu akan menentukan para siswa akan cocok di fakultas apa, dan di PT mana. Mereka tinggal menyesuaikan,” jelasnya.
Selain dengan konsep – konsep itu, pihak sekolah juga bekerjasama dengan wali kelas agar pilihan para siswa itu nantinya disetujui oleh orang tuanya. Jangan sampai anaknya memilih PT A, sementara orang tua justru memilih PTN B. Kondisi itu jangan sampai terjadi, karena akan mengganggu program yang sudah diterapkan.
“Disamping itu, kami juga bekerjasama dengan para alumni, baik yang dari PTN maupun PTS. Para alumni ini akan memaparkan bagaimana mereka bisa diterima, bagaimana caranya, termasuk juga bagaimana fasilitasnya dan kemudahan-kemudahan yang lain. Dengan konsep ini siswa kami yang diterima di PTN terus meningkat,” terangnya.
Di sisi lain, proses pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMAN 4 Sidoarjo dilakukan dengan cara Daring atau online. Karena kondisi pandemi Virus Corona atau Covid19 tidak mungkin dilakukan dengan cara tatap muka. Prosesnya dilakukan selama empat kali, yang pertama adalah selain pengenalan lingkungan juga pengengalan program. Selanjutnya pembagian per kelas masing – masing.
“Kami menggunakan program Microsoft 365, namun para siswa SMP banyak yang belum paham dengan program Microsoft 365. Kelebihan program ini akan merekam seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Sehingga kami akan mudah untuk memantaunya,” jelasnya. [ach]

Tags: