99 Anak Terkonfirmasi Positif Covid-19

Pemkab Probolinggo sebar baliho jangan bawa anak ke tempat keramaian

Probolinggo, Bhirawa
Tingkat penularan Covid-19 pada anak-anak di Indonesia cukup tinggi, termasuk juga di Kabupaten Probolinggo, sehingga sebagai orang tua kita harus waspada. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, sejak 7 April sampai 20 September 2020 ditemukan 99 anak terkonfirmasi positif Covid-19.
“Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika (CDC) menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi Covid -19 biasanya ringan dan dapat sembuh dengan pengobatan medis terutama jika ditemukan sejak awal,” kata Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid -19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, Selasa (22/9) malam.
Riset di Inggris akhir Agustus 2020 menyatakan bahwa penyakit Covid -19 tidak menimbulkan bahaya pada anak dan remaja secara signifikan. “Anak-anak lebih sering menjadi sumber penularan bagi orang tuanya atau kakek neneknya karena anak-anak yang terinfeksi Covid -19 cenderung bergejala ringan bahkan tidak ada gejala,” jelasnya.
Menurut Dewi, gejala Covid -19 yang paling sering pada anak-anak adalah kelelahan, sakit kepala, demam, batuk/pilek, penurunan sampai hilangnya penciuman dan indera perasa, adanya nyeri tenggorokan dan beberapa anak juga mengeluh mual, muntah, diare, nafsu makan menurun, bahkan ada laporan dengan gejala gatal dan ruam di tubuhnya.
“Berbeda dengan gejala pada orang dewasa yang cenderung sedang sampai berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian, terutama pada orang-orang dengan penyakit penyerta (komorbid). Hal ini disebabkan pada anak-anak sistem imun tubuh masih bekerja secara maksimal,” terangnya.
Dewi menerangkan Ketua Satgas Penanganan Covid -19 Kabupaten Probolinggo menghimbau agar para orang tua harus waspada dan memahami gejala-gejala Covid D-19 yang timbul pada anak sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam deteksi kasusnya.
“Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah anak-anak terinfeksi Covid D-19. Yaitu mengajarkan anak-anak agar membiasakan mencuci tangan pakai sabun minimal 20 detik dan pastikan semua permukaan tangan sampai sela-sela jari tangan dan kuku terbasuh,” tegasnya.
Selain itu, membiasakan anak-anak memakai masker saat keluar rumah atau saat berada dengan orang sakit atau dekat dengan orang yang batuk /bersin serta sesuaikan ukuran masker anak-anak.
Lebih lanjut Dewi meminta agar memberikan anak-anak makanan cukup gizi terutama kaya akan sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung beta karoten untuk memperkuat sistem imun tubuh. Serta pastikan bahwa makanan yang dimakan oleh anak sudah diolah dgn benar dan dimasak sampai matang.
“Tidak kalah pentingnya juga untuk mengajak anak-anak untuk berolahraga secara rutin, mengajarkan anak-anak bagaimana menerapkan etika batuk serta membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh mulut, hidung dan mata,” ungkapnya.
Dewi menambahkan bahwa pesan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di saat pandemi COVID-19 saat ini diantaranya pembelajaran/sekolah secara online, adanya pembatasan kegiatan anak yang melibatkan banyak orang, penerapan PHBS dan anak-anak tidak dibawa ke tempat kerumunan/keramaian.
“Hindari mencium anak-anak seperti balita, sementara anak-anak menghindari cium tangan pada orang lain yang lebih tua serta jika orang tua bekerja di luar rumah dan sering terekspos keramaian, setibanya di rumah wajib mencuci tangan, ganti baju dan membersihkan diri,” tuturnya. [wap]

Tags: