Abdul Halek, Kolektor Benda Kuno dan Alquran Tulisan Tangan

Abdul Halek, pemuda Situbondo dikenal sebagai kolektor benda kuno bersejarah. Kini dia juga menyimpan Alquran dengan tulisan tangan di rumahnya. [sawawi]

Bahan Edukasi Remaja, Siap Serahkan Koleksinya ke Museum Sejarah
Kabupatan Situbondo, Bhirawa
Pemuda satu ini sudah lama dikenal di Kota Santri Situbondo sebagai kolektor benda sejarah kuno. Salah satu koleksi yang paling dikenal di rumahnya adalah alquran kuno dengan tulisan tangan. Berkat koleksinya itu, kediaman pemuda bernama Abdul Halek ini selalu ramai dikunjungi masyaraat muslim, apalagi bertepatan dengan bulan suci Ramadan
Sore itu, Abdul Halek sedang duduk santai diberanda rumahnya di Desa Besuki Situbondo. Pria dengan postur tubuh berisi itu seperti biasa memakai sarung dan kaos oblong kegemarannya. Setelah ditemui, Halek-panggilan akrabnya, mempersilahkan Bhirawa untuk ikut duduk diteras rumahnya yang teduh dan asri. Sekilas Halek menceritakan hobinya sebagai seorang kolektor benda sejarah kuno, termasuk alquran tulisan tangan kuno.
“Sudah lama saya menyimpan benda benda kuno mas. Termasuk benda bersejarah saya juga nyimpan,” aku Halek membuka pembicaraaan.
Menurut Halek, sejak kecil hingga tumbuh remaja, ia sangat hobby mengunjungi pusat pusat sejarah kuno di Tanah Air. Itu ia lakukan karena sangat cinta kepada sesuatu hal yang berbau kuno. Ada lokasi sekolah kuno, pakaian pahlawan Situbondo, termasuk batu batu bersejarah yang dahulu berkaitan dengan Situbondo, Halek kunjungi. Bagi Halek, menemukan atau bahkan kalau cocok menyimpan benda sejarah memiliki nilai kepuasan tersendiri.
“Ya kalau ada benda sejarah kuno pasti saya kejar,” kupas pria yang rutin diundang sekolah dalam seiap ada pameran benda benda kuno itu.
Mengupas, tentang alquran tulisan tangan kuno itu kini oleh Halek berhasil disimpan rapi di rumahnya. Benda bersejarah tersebut rencananya akan dihibahkan untuk museum sejarah di Besuki Situbondo dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam lembaran alquran itu meski sudah tampak lusuh tapi masih jelas dibaca. Di beberapa bagian terlihat bolong seperti bekas dimakan rayap.
“Ya ini kertasnya sudah tidak putih lagi. Ada noda-noda kecil di atasnya. Bahkan, satu halaman sudah berwarna gelap,” aku Halek.
Lebih lanjut Halek menegaskan, dalam tulisan di dalam alquran itu di bagian atasnya tampak jelas dan masih bisa dibaca. Tetapi, ada sebagian kecil yang sudah tidak terlihat tulisannya. Di sisi lain ukuran tulisan arab tersebut, cukup memudahkan seseorang untuk membacanya. Kata Halek, oleh penulisnya dahulu kemungkinan sengaja dibuat lebih besar agar lebih muda ketika dibaca. “Ya ukuran tulisannya lebih besar dari tulisan alquran pada umumnya,” ujar Halek.
Halek mengakui benda itu adalah Alquran tulisan tangan seseorang. Hal itu bisa dilihat dari bentuknya, sangat jelas sudah lama ditulis. Entah coretan dari tangan siapa, hingga kini tidak ada yang tahu persis. Mushaf Kitab Suci umat Islam itu, kini langsung disimpan oleh Abdul Halek di Besuki Situondo. Pria asal Desa Duwet, Kecamatan Panarukan itu, memperkirakan Alquran ditulis para ulama terdahulu sekitar abad ke-15. ” Saya sudah berniat untuk menyimpan dan akan terus merawat sebaik-sebaiknnya. Ini karena keberadaan alquran tulisan kuno bisa menjadi kekayaan sejarah Situbondo,” ujar Halek.
Lebih jauh Halek menambahkan, benda kuno tersebut sebenarnya dia dapat dari seorang warga asal Kecamatan Panji Situbondo beberapa tahun silam. Ketika itu, kondisinya kurang terawat dan sebagian sisi alquran sudah banyak rusak. Untuk itu, papar Halek, dirinya meminta untuk dipajang di rumah. “Begitu disetujui saya langsung menyimpan dirumah. Dia sepertinya seorang petani di wilayah Kecamatan Panji,” kuaps Halek.
Saat pulang hati Halek kian berbunga bunga karena berhasil mendapatkan izin menyimpan Alquran tulisan tangan tersebut dirumahnya. Tanpa pikir panjang Halek langsung merawat alquran itu dibagian yang rusak dan lusuk ikut dibersihkan. “Sekarang ini alquran sudah sangat terawat. Saya menyimpannya dengan rapi di lemari rumah,” ujarnya.
Halek kembali mengaku, tidak hanya Alquran tulisan tangan tersebut yang ia dikoleksi. Disejumlah etalase rumahnya banyak juga kitab-kitab kuno dan sejumlah buku yang diduga peninggalan zaman kolonial Belanda ikut ia simpan. Tak hanya itu beberapa benda bersejarah kuno lainnya juga ikut dipajang berdekatan dengan alquran tersebut. “Saya sangat beryukur bisa menyimpan Alquran ini. Sebab selain termasuk kuno juga menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Situbondo,” ungkap Halek.
Ke depan Halek berjanji siap melepas koleksinya, asal ada tempat penyimpanan yang layak dan tidak menambah rusaknya barang tersebut. Khusus koleksi Alquran tulisan tangan ini dia berencana akan menghibahkan kepada sebuah museum sejarah di Desa Duwet Situbondo. Penyerahan itu direncanakan menunggu selesainya pembangunan museum yang hingga kini masih belum terealisasi. “Nunggu bangunan selesai baru saya serahkan ke museum khusus benda benda kuno tesrebut,” terangnya.
Sutomo, salah satu pemuda di Besuki menimpali hingga kini koleksi benda benda kuno yang dipajang Halek cukup lengkap. Dia mengaku, saat ini memang ada wacana pembangunan museum di Situbondo. Jika terwujud, Halek secara sukarela mengaku akan menghibahkan Alquran kuno koleksinya.
“Termasuk juga benda-benda tua dan kuno lainnya akan ikut di museumkan. Ada banyak kelebihan jika disimpan di museum yakni bisa menjadi bahan edukasi bagi generasi muda saat ini,” pungkas Sutomo. [sawawi]

Tags: