Ada 526 Warga Kabupaten Probolinggo Meninggal Akibat HIV/AIDS

Peringati hari HIV AIIS sedunia Dinkes gelar tes HIV AIDS di alun-alun Kraksaan.

Kab Probolinggo, Bhirawa
Probolinggo mendapat kado kurang mengenakkan di peringatan hari HIV/AIDS sedunia pada 1 Desember 2018. Jumlah kasus di kota dan kabupaten Probolinggo terus meningkat. Dalam kurun waktu hamper dua decade ini dilaporkan 526 penderita HIV/AIDS di kabupaten Probolinggo meninggal dunia.
Kasi Pencegahan dan Penangulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, Senin (3/12) mengatakan, angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo masih tinggi. Salah satu upaya untuk menekan angka itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk tidak takut tes HIV/AIDS. Hal itu penting untuk memastikan, bahwa mereka bebas dari HIV/AIDS.
“Dengan mengajak masyarakat tes HIV/AIDS, kita akan mengetahui lebih luas yang positif HIV/AIDS atau negatif. Dengan begitu, lebih mudah pengobatannya dan pencegahan penularannya,” katanya saat menggelar pemeriksaan HIV/AIDS untuk masyarakat umum. Sedikitnya, ada 150 orang lebih yang berani tes HIV/AIDS di Alun-alun Kota Kraksaan.
Dalam memeringati Hari Anti HIV/AIDS Sedunia, dikatakan Dewi, pihaknya ingin mengenalkan pada masyarakat soal penularan virus mematikan tersebut. Dengan begitu, masyarakat memiliki kesadaran untuk menjahui pergaulan bebas, pemakaian narkoba, ataupun hal-hal yang mengakibatkan terkena HIV/AIDS.
“Ada sekitar 150 orang yang ikut tes HIV/AIDS. Mulai dari pelajar, petugas, maupun masyarakat umum,” tuturnya.
Disinggung soal angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo, Dewi mengatakan, dalam setahun ini telah ditemukan 122 kasus HIV/AIDS. Bahkan, dari angka itu sebanyak 11 penderita HIV/AIDS telah meninggal dunia.
Sedangkan, 111 penderita HIV/AIDS masih hidup dan terus dalam proses pengobatan. Belum ditambah tiga PSK yang terjaring razia dan dinyatakan positif HIV/AIDS. Sebab, ketiga PSK itu merupakan penderita baru yang ditemukan.
“Kalau kasus HIV/AIDS mulai ditemukan dan dilakukan pendataan sejak tahun 2000 lalu. Ditemukan 1.699 penderita HIV/AIDS. Dari angka penemuan itu, sebanyak 1.173 penderita masih hidup dan sebanyak 526 penderita meninggal karena virus HIV/AIDS,” terangnya.
Namun terpenting, kata Dewi, pihaknya berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi ODHA. Sebab, HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Probolinggo yang memerlukan penanganan secara komprehensif.
Disayangkan, fasilitas pelayanan ARV dan PDP yang disiapkan pemkab tidak dimanfaatkan seluruhnya oleh ODHA. Terbukti, hanya sekitar 63 persen ODHA yang memanfaatkan layanan inisiasi ARV dan PDP, paparnya.
Pada tahun 2017 didapatkan data dari 8.174 orang yang dites HIV, 259 orang dinyatakan positif mengidap HIV. Dan hanya 190 pasien atau 73 persen yang masuk perawatan PDP. Sedangkan yang menerima ARV hanya 116 pasien atau 61 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pencegahan yang paling efektif terhadap perkembangan penderita HIV/AIDS adalah pemahaman dari kematangan pendamping atau manajer kasus (MK). Mengingat yang memberikan semangat serta pemahaman kepada penderita adalah MK.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Sodiq Tjahjanto mengatakan, pihaknya menargetkan kasus HIV/AIDS zero accident. Harapannya, tidak ditemukan lagi kasus tersebut. Dengan catatan, upaya pencegahan penularan harus maksimal.
Hanya saja, hal itu bak jauh panggang dari api. Karena faktanya, kasus penderita HIV/AIDS semakin bertambah.
“Data kami hingga saat ini ada 1.699 penderita HIV/AIDS. Kalau untuk tahun ini saja, ditemukan 122 kasus HIV/AIDS,” katanya.
Kondisi itu, diakui Sodiq, sejatinya tidak serta merta dianggap program dan targetnya meleset. Masih ditemukannya kasus HIV/AIDS itu, bisa jadi karena kegigihan petugas yang melakukan pendekatan pada masyarakat. Sehingga, penderita HIV/AIDS yang selama ini disembunyikan, bisa dideteksi dan dilakukan pendampingan serta pengobatan.
“Tingginya kasus HIV/AIDS yang ditemukan, tidak menutup kemungkinan petugas dan pendamping yang sangat aktif melakukan pencegahan. Serta, mendeteksi penderita HIV/AIDS untuk diberikan pendampingan,” terangnya.
Namun terpenting, kata Sodiq, pihaknya berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi ODHA. Sebab, HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Probolinggo yang memerlukan penanganan secara komprehensif.
Meskipun hingga saat ini, fasilitas pelayanan Antiretroviral (ARV) dan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) yang disiapkan pemkab, tidak dimanfaatkan seluruhnya oleh ODHA. Terbukti, hanya sekitar 63 persen ODHA yang memanfaatkan layanan inisiasi ARV dan PDP, tambahnya.(Wap)

Tags: