Ada Bacaleg TMS Hingga Mengundurkan Diri

Ketua DPC Partai Demokrat Jombang, M Syarif Hidayatullah (Gus Sentot). [Arif Yulianto/Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Tahapan perbaikan berkas Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di KPU Kabupaten Jombang sudah tuntas, Selasa (31/07) kemarin. Ada sejumlah Parpol yang mengganti Bacalegnya karena mengundurkan diri hingga dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
Misal, Partai Golkar Jombang Bacalegnya mengundurkan diri sehingga dilakukan pergantian. “Ada satu (Bacaleg) yang mengundurkan diri karena tidak mampu melengkapi persyaratan administrasi. Namun langsung dilakukan pergantian sehingga kuota Bacaleg termasuk keterwakilan 30 persen perempuan tetap terpenuhi,” ujar Surahmad, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jombang, Rabu (01/08).
Surahmad menambahkan, setelah pergantian satu Bacaleg tuntas, ternyata ada persoalan lain sebelum dirinya menyerahkan berkas perbaikan ke KPU menjelang batas akhir pada Selasa malam (31/07). Dua Bacaleg tanpa konfirmasi tak menyerahkan berkas hingga terpaksa ‘ditinggal’.
“Ada dua (Bacaleg) yang tidak mengembalikan berkas perbaikan. Sehingga Caleg yang kita usulkan ke KPU yang sebelumnya 50 orang, tinggal 48 orang atau berkurang 2 orang,” terangnya.
Meski berkurang dua orang Bacalegnya, Surahmad tetap optimistis dapat meraih 10 kursi di Pileg ini. Itu setelah tujuh orang anggota DPRD ‘incumbent’ asal Golkar dipastikan maju semua.
“Calon lama maju semua. Ini sebagian dari strategi kita di setiap Dapil harus ada anggota DPRD incumbent,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Jombang, M Syarif Hidayatullah (Gus Sentot), mengatakan jika di partainya ada salah satu Bacaleg yang diganti. “Benar ada satu yang kita ganti, di Dapil 3,” tutur Gus Sentot.
Terkait alasan penggantiannya, Gus Sentot menyatakan, jika Bacaleg yang bersangkutan tidak sanggup memenuhi berkas yang akan diajukan hingga batas waktu berakhir.
“Kami sudah berupaya semaksimal. Kuota perempuan dan laki laki terpenuhi, dan alhamdulilah sudah selesai,” pungkas Gus Sentot.
Sementara itu menurut analisa Ahmad Solikin Ruslie, seorang akademisi Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, peta politik pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) maupun Pemilihan Bupati (Pilbup) Jombang beberapa waktu lalu, tidak akan banyak mempengaruhi peta Pileg 2019 di Jombang nanti.
“Melihat sejarah kemenangan Pak Nyono tahun 2013, tidak berpengaruh sama sekali dengan perolehan Golkar di Pemilu 2014,” tulis Solikin Rusli di What’s App Telepon Selulernya kepada Bhirawa beberapa waktu lalu.
Hal itu mennurutnya, pemilih pada Pilbup sudah mencair (tidak terporalisasi) tatkala memilih Caleg dan Presiden, karena menurutnya, orang yang memilih pada saat Pilbup lebih didasarkan pada figur, sehingga pengaruh Parpol tidak sebesar pada Pileg. Ia juga menambahkan, Parpol-Parpol koalisi pada Pilbup tidak se-‘all out’ pada Pileg, apalagi Parpol koalisi yang secara langsung tidak punya calon sendiri dan hanya mengusung.
“Pileg lebih banyak ditentukan oleh figur para Caleg yang berjuang untuk kemenangannya sendiri, yang sangat mungkin pada saat Pilgub dengan Pileg berhadap-hadapan meskipun pada saat Pilgub seiring sejalan,” tuturnya.(rif)

Tags: