Ada Pesaing, Sopir Bus Puspa Indah Sering Mogok

Perseteruan sopir bus PO Puspa Indah dan PO Bagong berujung mogok di Ngantang dan dilanjutkan di Terminal Landungsariu Malang (supriyanto/bhirawa)

Perseteruan sopir bus PO Puspa Indah dan PO Bagong berujung mogok di Ngantang dan dilanjutkan di Terminal Landungsariu Malang (supriyanto/bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa
Kehadiran armada baru di jalur Malang – Batu – Kasembon mulai dirasakan positip oleh masyarakat yang menggunakan jasa angkutan bus di jalur tersebut. Selama ini jalur Jombang – Kasembon – Batu – Malang hanya dilayani oleh PO Puspa Indah. Namun kini masyarakat bisa memilih armada lain yaitu bus Patas AC jurusan di jalur tersebut sejak akhir tahun 2015 lalu.
Sayangnya kehadiran armada baru tersebut membuat persaingan tidak sehat  antar sopir dari kedua armada. Sopir bus PO Puspa Indah beberapa kali mogok karena merasa lahan mereka diserobot oleh PO Bagong.
Terakhir kali aksi mogok massal tersebut terjadi akhir pekan kemarin. Penyebabnya adalah ada sopir bus PO Bagong yang menaikkan penumpang di Ngantang, Jum’at lalu (22/4). Padahal sesuai perjanjian, bus Patas tidak boleh menaikkan penumpang di tengah jalan.
Aksi mogok  di Terminal Landungsari Kota Malang, berlangsung cukup lama, yaitu mulai Jum’at siang hingga Sabtu (23/4).
Sopir bus Puspa Indah, Eko Kentos, mengaku mogok ini bentuk protes awak bus PO Puspa Indah atas tindakan bus non ekonomi PO Bagong.
“Kemarin (Jum’at, red), mereka menaikkan penumpang di tengah perjalanan di Ngantang. Padahal kesepakatannya tidak boleh. Bus Patas (non ekonomi) hanya menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal, tidak di tengah perjalanan,” ungkap Eko.
Bus Puspa Indah yang mogok beroperasi sebanyak 65 unit. PO Bagong akhirnya tidak ikut beroperasi karena menunggu perundingan.
Bus yang tidak beroperasi itu melayani rute Malang – Jombang, Malang – Kediri, dan Malang – Tuban.
Akibat aksi mogok tersebut, penumpang di terminal Landungsari Keleleran. Sementara untuk penumpang di jalur Batu – Kasembon dilayani angkutan pedesaan.
Hal ini menjadi rejeki tersendiri bagi mikrolet jalur Malang – Batu karena untuk melanjutkan perjalanan, penumpang harus masuk terminal Kota Batu terlebih dahulu. Namun tidak sedikit penumpang yang memilih mencarter mikrolet dan kendaraan lainnya.
Aksi mogok sopir bus Puspa Indah ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Saat awal beroperasinya bus non ekonomi PO Bagong, mereka juga melakukan aksi mogok. Bahkan aksi mogok mendapat dukungan dari pihak manajemen.
Terbukti tak ada tindakan apapun dari pihak manajemen atas ulah mogok dari sopir PO Puspa Indah tersebut.
Salah satu penumpang bus PO Bagong, Harianto, mengaku ulah sopir bus PO Puspa Indah tidak pantas dilakukan di era persaingan bebas pasar Asean (MEA) seperti sekarang ini.
“Tampaknya sopir bus dan manajemen PO Puspa Indah tidak bisa menerima persaingan. Mereka sudah memonopoli jalur tersebut cukup lama. Ketika ada pesaing baru, mereka tidak siap,” ungkap Hari.
Padahal bus ekonomi dan non ekonomi memiliki konsumen tersendiri. Persaingan tersebut justra dibarengi dengan meningkatkan mutu pelayanan, sehingga penumpang semakin nyaman menggunakan layanan bus.
Hal yang sama juga disesalkan sejumlah pelaku wisata di Kota Batu. Dengan kehadiran bus Patas melalui terminal Kota Batu diharapkan akan meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke kota Batu. Selain itu juga mengurangi kendaraan pribadi yang masuk, sehingga jalan keluar masuk Kota Batu lancar.
“Misalnya saja seluruh bus patas bisa masuk kota Batu, saya yakin wisatawan dari daerah Surabaya dan sekitarnya, Jombang, Tuban dan berbagai daerah di Jatim akan memilih menggunakan jasa bus Patas daripada bawa mobil pribadi,” tutur Faid, salah satu pelaku wisata di Kota Batu. Sebab selama ini keluhan wisatawan adalah tidak adanya bus patas atau non ekonomi yang masuk terminal Kota Batu.  [sup]

Tags: