Adik Dwi Putranto: UMKM Jatim Diminta Garap Ekspor Pasar Afrika

Kegiatan UMKM.

Surabaya, Bhirawa
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Timur untuk sigap menangkap peluang pasar ekspor ke Afrika. Adik mengatakan, Afrika menjadi salah satu pasar ekspor non tradisional yang sangat potensial bagi pelaku UMKM Jatim. Selain jumlah penduduknya yang mencapai 1,2 miliar jiwa, Afrika juga menjadi pintu masuk Indonesia ke berbagai negara Eropa.

“Ini sangat menjanjikan. Apalagi ekspor kita ke Afrika juga masih sangat kecil. Dan ini menunjukkan, jika selama ini kita masih belum serius menggarapnya. Di masa pandemi ini, di saat negara tujuan ekspor tradisional kita sedang terpuruk, Afrika bisa menjadi negara tujuan ekspor alternatif,” tegas Adik di Surabaya.

Kegigihan Adik mengajak pelaku UMKM lebih serius menggarap pasar Afrika ini setelah Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Salam Al Farisi menjelaskan dengan gamblang tentang besarnya potensi pasar Afrika dalam acara Seminar Nasional ‘Indonesia-Afrika Bersinergi Membangun Bersama’ yang digelar secara virtual oleh Universitas Airlangga, kemarin.

Adik menegaskan, banyak produk yang dihasilkan UMKM Jatim yang ternyata sangat dibutuh disana diantaranya batik, rempah-rempah, sabun serta kosmetik serta sparepart otomotif. Dan ini menjadi salah satu keunggulan UMKM Jatim untuk bisa menggaet pasar tersebut.

Sementara itu, pada kesempatan seminar kemarin, Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Salman Al Farisi juga mengatakan Afrika sebagai pasar baru yang bertul-betul menjanjikan guna mengurangi angka devisit perdagangan Indonesia.

Terlebih infrastruktur diplomasi Indonesia dengan Afrika menurut Salman juga sangat baik dan memadahi. Dan ini harus digerakkan untuk mendorong diplomasi ekonomi. Yang hanya bersahabat didorong menjadi bermitra sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang produktif, daripada hanya untuk menjaga hubungan baik.

“Afrika menjanjikan dalam banyak hal. Afrika ini, selain memiliki cukup banyak sumberdaya alam, di beberapa negara juga memiliki ekonomi cukup stabil. Terlebih Afrika masih mendapatkan beberapa fasilitas dari negara Eropa dan Amerika bebas bea ekspor. Ini bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa juga,” ujar Salman.

Salah satu produk Indonesia yang sangat digemari dan menjadi pengikat adalah batik. Batik telah diperomosikan oleh presiden Afrika Selatan yang sangat disegani, yaitu presiden Mandela. Sehingga batik di sana sangat dikenal. Orang yang memakai batik adalah orang yang terhormat.

“Tapi batik hanya dipakai untuk laki-laki. Jadi kita berupaya mengenalkan batik di berbagai even. Salah satunya kami sebenarnya telah merencankan akan mengadakan lomba desain baju perempuan dari batik di tahun ini tetapi ditunda tahun depan karena Covid-19,” tambahnya.

Selain batik, komoditas potensial ekspor lainnya adalah minyak nabati dan kelapa sawit. Sementara ekspor kelapa sawit Indonesia ke Afrika saat ini masih sangat kecil, hanya 3 persen dibanding negara tujuan ekspor lain. Selainitu, juga komoditas spare part otomotif karen industri otomotif di Afrika sangat besar dan inienjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk menjadi pemasok sparepart dunia.[ma]

Tags: