Aflah Alwy Imas Bidik Popnas 2019 di Papua

Bupati Sidoarjo dan Wakil Bupati Sidoarjo saat menyerahkan bonus simbolis kepada Aflah Alwy Imas.

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah berhasil meraih tiga medali emas dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jatim ke VI tahun 2019, Aflah Alwi Imas atlet panahan Sidoarjo ini mulai membidik Pekan Olah Raga Pelajar Nasional (Popnas) 2019 di Papua. Ia juga mentargetkan emas pada Oktober 2019 mendatang.
Siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo dalam Porprov ke VI 2019 yang berhasil meraih 3 emas dalam kelas Compound Sesi 2 Putra dan Aduan Beregu Compound Putra dengan mendapatkan total skor 343. Skor tersebut memecahkan rekor sebelumnya Porprov ke V Banyuwangi, Garrincha Didi N asal Nganjuk dengan skor 342.
Aflah yang mulai menekuni olah raga Panahan sejak kelas 3 SD usia 8 th, dan kelas 4 sudah mengikuti POR SD sebagai Juara 1 Jatim di Sidoarjo. Begitu juga pada tahun 2014 juara Por SD se Jatim di Gresik, hingga tahun 2015 mengikuti Porprov ke V di Banyuwangi sebagai juara ketiga.
Ia mengaku sangat senang berhasil mengimbangi bahkan mengalahkan musuh-musuh berat dari Surabaya, Blitar dan Malang. Namun demikian, dirinya mengaku tak ada kesulitan berarti saat bertanding. Karena mulai bulan Januari sudah mendapatkan pelatihan yang intensif.
“Kita memang menargetkan mendapatkan emas dan ternyata target tersebut dapat tercapai. Kita berharap di Porprov selanjutnya dapat mendulang lebih banyak medali emas,” katanya.
Menurutnya Porprov menjadi kesempatan besar untuk menggali ilmu dan mengumpulkan pengalaman. Selama di Puslat, Aflah bertemu banyak atlet dari berbagai daerah. Kemampuan memanah mereka rata-rata sangat hebat. Karena itu, ketika berhasil menjadi tiga besar terbaik, rasa bangga begitu dirasakan.
“Saingannya sangat berat saat itu,” jelasnya. Aflah juga mengatakan kalau dirinya sudah mengikuti lebih dari 20 event. Dari beberapa event tersebut, hampir semua mendapatkan juara. Meski cukup banyak medali yang telah terkumpul dari memanah, Aflah masih belum puas. Selain berhasil mengumpulkan medali di tingkat nasional, dia ingin bisa mengikuti event tingkat internasional.
“Mumpung masih muda, saya ingin terus mengumpulkan prestasi,” ungkapnya.
Ia katakan, menjadi atlet memanah memang tidak mudah, butuh waktu lama. Meski sudah berulang-ulang menjuarai berbagai event, masih belum bisa menguasai seluruh teknik.
“Salah satu teknik yang paling susah dilakukan adalah grip. Yakni, teknik memegang busur panah. Tidak bisa sembarangan. Semua perlu konsisten. Dan ini susah. Dalam memanah, lanjut dia, sangat dibutuhkan konsentrasi. Saat memanah pun harus menggunakan feeling (perasaan) agar bisa mencapai target face,” pungkasnya. [ach]

Tags: