Afvoer Mengalami Pendangkalan Massal

Sidoarjo, Bhirawa
Kondisi Afvoer/saluran sungai pembuangan ke laut sungguh memprihatinkan. Termasuk sungai tersier maupun skunder yang ada di wilayah Sidoarjo mengalami pendangkalan secara massal.
Ditambah lagi keberadaan sepandan sungai juga sudah dipenuhi bangunan maupun rumah-rumah petak. Di sisi lain, kepedulian masyarakat terhadap pembuangan sampah masih sangat rendah. Membuang sampah ke sungai masih terjadi dimana-mana.
Melihat kondisi afvoer/sungai maupun masyarakat seperti itu, Kepala Dinas PU Pengarian, Ir Fathur Rohman MSi, saat ditemui Selasa (25/2) di ruang tunggu Pendopo Delta Nugraha mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab program kegiatan untuk melakukan normalisasi sungai tahun ini sudah tak ada. Begitu juga anggaran untuk petugas mengambil sampah yang ada dibeberapa titik sungai juga dihapus.
Untuk program normalisasi tahun ini hanya dipusatkan di Afvoer Buntung saja. Saluran pembuangan air mulai dari Desa Bogempinggir hingga langsung ke laut timur Sidoarjo panjangnya sekitar 32 km itu, hanya ada beberapa titik saja yang dilakukan normalisasi.
Program normalisasi sebenarnya banyak menemui kendala. Selain sulitnya menjalankan backhoe, juga kesulitan untuk membuang tanah/lumpurnya. Tanah hasil keruk yang dikerjakan dengan menggunakan backhoe tak bisa dibuang secara maksimal. Karena sepadan sungai sudah banyak bangunan-bangunan yang permanen.
‘’Kalau kami sebenarnya lebih senang menggunakan alat penyedot lumpur untuk normalisasi. Tetapi itu biayanya sangat mahal sekali. SKPD Kami hanya sebatas mengusulkan, sementara ada yang lebih berwenang lagi untuk menyetujuan program-program itu,’’ ujar manta Camat Waru sambil mengepulkan asap rokok yang tak henti-hentinya.
Terpisah, menurut Kepala Bidang Operasional PU Pengairan, Ir Agus Hidayat pernah menjelaskan kalaua Afvoer besar yang menjadi perhatian selama ini, diantaranya Afvoer Buntung, Bono, Wilayut, Kemambang, Pucang, Sidokare, Ngaban serta Mbah Gepuk sekitar wilayah Kec Tanggulangin dan Candi.
Selain itu, beberapa sungai-sungai skunder juga sudah pernah dilakukan normalisasi, karena sungai-sungai skunder itu juga sebagai pendukungnya. ‘’Tak ketinggalan 10 dam sebagai buka tutup saluran air juga dilakukan perbaikan dan penjagaan,’’ katanya.
Bila terjadi hujan deras yang mencapai 90 mm hingga 130 mm dan tak disertai air laut pasang, wilayah Sidoarjo ini tak akan terjadi banjir. Begitu juga dengan sebaliknya, jika air laut pasang sekitar 130 cm dari permukaan air, hujan deras sekitar 90 mm saja Sidoarjo sudah bisa terjadi banjir. [ach]

Rate this article!
Tags: