Agar Kampung Tematik Hidup, Warga Harus Suguhkan Pertunjukan

Kota Malang, Bhiraea
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menilai keberadaan kampung tematik selama ini belum maksimal. Karena penciptaan kampung tematik selama ini cenderung masih sekedar meniru, dan belum dikembangkan untuk lebih menarik pengunjung.
Karena itu, pihaknya mendorong agar setiap kampung nantinya menyuguhkan seni pertunjukan dengan jadwal yang tetap. yang khas Malang atau daerah setempat.
Sehingga, wisatawan yang berkunjung lebih tertarik untuk menikmati jenis wisata yang ditawarkan dan bertahan lebih lama di Kota Malang.
Ia mencontohkan seperti yang ditawarkan Bali ataupun Bandung. Ditonton atau tidak, pasti ada pertunjukan dengan jadwal khusus. Ini akan memberi sensasi baru bagi wisatawan tentunya.
Sebagai kota yang tak memiliki sumber daya alam untuk ditawarkan, maka kesenian dan festival menurutnya merupakan cara yang tepat untuk disuguhkan. Saat ini, festival pun sudah tertata dengan jadwal khusus dan dengan perkembangan kampung tematik yang didorong dengan seni pertunjukan, ia pun optimis jumlah wisatawan akan bertambah.
Lebih jauh dia menjelaskan jika konsep wisata diantaranya adalah meliputi sesuatu yang bisa dilihat oleh wisatawan. Dayu pun mencontohkan keberadaan Kampung Gelintung Go Green (3G) yang selama ini tidak hanya menyuguhkan konsep penghijauan, melainkan juga beberapa pelatihan khusus untuk mencintai lingkungan hidup, alam, dan tumbuh-tumbuhan.
“Dengan adanya kampung tematik, perilaku warga juga berubah lebih baik. Seperti Kampung Warna-Warni dan 3D misalnya, yang kini semakin bersih karena mereka paham jika mereka dikunjungi banyak wisatawan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, perputaran ekonomi di dalam kampung terus menunjukkan tren positif. Di mana sebagian besar rumah warga mulai berjualan aneka produk untuk membantu wisatawan menghilangkan lapar dan dahaga. Namun memang masih belum menunjukkan ciri tertentu.
Ke depan, ia akan mendorong agar warga menjual sesuatu sebagai ciri khas dari setiap kampung dan hal yang kental dengan Malang. Satu diantaranya adalah oleh-oleh, baik makanan ataupun cindera mata lain. Sehingga, ketika ada wisatawan yang tak sempat berkunjung ke pusat oleh-oleh dapat berbelanja sekaligua berwisata di kampung tematik yang dikunjungi.
“Jadi bisa jualan keripik tempe misalnya, wisatawan dapat kegiatan dan oleh-olehnya sekaligus,”tukasnya. [mut]

Tags: