Agar Karyawan ‘Tak Menghilang’, Disperindag Sidoarjo Gelar Rapid Test Mendadak

Kepala Disperindag Tjarda saat melakukan raptid test di kantornya, Selasa (28/7).[achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Pelaksanaan rapid test terhadap karyawan Kantor Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo telah berhasil dilaksanakan secara mendadak atau tidak diumumkan sebelumnya secara terbuka oleh jajaran pimpinan. Namun tiba-tiba datang para petugas rapid test.

Menurut, Kepala Disperindag Drs Ec Tjarda, bahwa pelaksanaan rapid test tidak diumumkan untuk menghindari para karyawannya ‘menghilang’ atau melarikan diri menghidari pelaksanannya dengan berbagai macam alasan.

Padahal, pelaksanaan rapid test ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan mereka satu per satu, reaktif atau tidak. “Jika tidak reaktif, ya tidak masalah. Jika reaktif, yang tentu harus mengikuti aturan-aturan yang telah dilakukan oleh tim kesehatan,” jelas Tjarda usai menjalani rapid test, pada Selasa (28/7) kemarin.

Tjarda juga mengatakan telah melakukan rapid test terhadap 73 karyawan yang di kantornya. “Ada 14 orang yang tidak hadir, dan telah ditemukan 2 orang reaktif. “Padahal pelaksanaannya tidak saya umumkan, kalau saya umumkan terlebih dahulu, tentu akan lebih banyak yang tidak hadir,” ungkapnya.

“Jadi rapid test ini bertujuan untuk mengetehai mereka lebih awal, reaktif atau tidak. Jika diketahi reaktif tentunya mereka bisa segera menjaga kondisi tubuhnya. Bisa diatur sendiri untuk meningkatkan imunnya. Termasuk bisa menjaga diri untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya,” tambahnya.

Ia menyarakan kepada yang reaktif agar melakukan isolasi mandiri 10 hari kalender. Untuk peralatan makan dan minum serta mandi harus disendirikan. Berjemur pagi hari 15-30 menit. Minum vitamin atau Jamu, makan makanan bergizi, seperti perbanyak sayur dan buah.

“Untuk lingkungannya bisa dilakukan penyemprotan desinfektan, wipol, byclin di sekelilingnya (1-9 takar). Jika ada keluhan sebelum 10 hari kalender, maka keluarga disuruh menghubungi Puskesmas setempat. Dan dalam 14 hari kedepan akan dilakukan PCR, menunggu antrean,” saran yang disampaikan Tjarda kepada karyawannya yang reaktif. [ach]

Tags: