Agatha Retnosari ”Kesemsem” Pohon Tabebuya di Kota Surabaya

Agatha Retnosari

DPRD Jatim, Bhirawa
Jalanan di Kota Surabaya beberapa hari ini semakin indah dengan bergugurannya bunga-bunga dari pohon Tabebuya yang mirip dengan pohon Sakura di Jepang. Suasana romantis lahir dari momen tersebut.
“Di tengah kehidupan warga metropolitan yang terkadang keras, keberadaan bunga-bunga tersebut sungguh menenteramkan jiwa, bisa mengurangi tingkat stres karena tekanan pekerjaan,” kata anggota Komisi E DPRD Jatim Agatha Retnosari, Rabu (28/11/2018).
Agatha menambahkan, bagi kota sebesar Surabaya dengan penduduk lebih dari 3 juta jiwa, bahkan mencapai 5 juta jiwa saat siang hari karena ada tambahan pekerja dari daerah sekitar, memang perlu banyak ruang untuk relaksasi warga. Ruang terbuka hijau dan persebaran tanaman cantik yang menyebar di Surabaya menjadi salah satu oase bagi warga untuk melepas beragam tekanan hidup khas masyarakat urban.
“Jika tak ada ruang untuk mengambil jeda di tengah kompetisi yang keras, tingkat stres warga akan meningkat. Masyarakat menjadi tidak bahagia, keluarga tidak bahagia, ujung-ujungnya anak-anak dirugikan,” papar wakil rakyat dari PDI Perjuangan tersebut.
Karena itu, Agatha mengapresiasi kiprah Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang getol menghijaukan Surabaya. “Dengan pepohonan, warga Surabaya lebih bahagia secara kejiwaan,” ujar Agatha yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan.
Dia mengatakan, terawatnya taman dan pohon-pohon di Surabaya adalah salah satu perwujudan pembangunan kota berwawasan lingkungan. Agatha lantas teringat dengan kiprah Presiden pertama RI, Ir Sukarno, yang sangat menghargai tanaman.
“Bung Karno mencintai tanaman, karena masa kecilnya yang dekat dengan alam. Dalam buku otobiografinya, dikisahkan bagaimana Bung Karno di masa kecil dan teman-temannya sangat senang bila sebuah pohon tumbuh. Mereka biasa bermain dari dedaunan di pohon tersebut,” kata Agatha yang mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPRD Jatim dari daerah pemilihan Surabaya.
“Sewaktu dibuang ke Ende oleh pemerintahan kolonial, Sukarno menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang negara di bawah pohon sukun. Ketenangan hati berada di teduhnya pepohonan membuat Sukarno mampu menelurkan banyak gagasan besar tentang republik ini,” imbuh Agatha.
Seperti diketahui, sepekan terakhir, foto jalanan di Surabaya dengan bunga berguguran bak di Jepang viral di media sosial. Bunga warna pink, putih, dan kuning itu berasal dari pohon Tabebuya dari Brazil. (geh)

Tags: