Ahmad Basuki: UMKM Jatim Diharapkan Manfaatkan Teknologi

Para narasumber Bincang Bisnis dengan tema ‘Memperkuat Ekosistim UMKM dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’ di Dyandra Convention Center, Surabaya. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Untuk bisa bertahan dalam menghadapi persaingan yang ketat khusus dengan produk dari luar negeri, UMKM di Jatim diminta supaya bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya sehingga tidak kalah bersaing. Kabid Pemasaran Koperasi dan UKM Jatim, Ahmad Basuki dalam kegiatan Bincang Bisnis dengan tema ‘Memperkuat Ekosistim UMKM dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’ mengungkapkan UMKM di Jatim memiliki potensi yang besar, dalam jumlah dan pertumbuhannya yang selalu mengalami peningkatan.
“Hal ini yang harus didorong untuk bisa bertahan dan mengembangkan usahanya, apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Targetnya UMKM di Jatim ini bisa mendapatkan pasar yang lebih luas hingga ekspor keluar negeri,” terangnya, Minggu (10/2).
Ahmad Basuki menambahkan saat ini langkah yang sudah dilakukan Dinkop dan UKM Jatim untuk mendorong target tersebut adalah dengan memberikan pelatihan, ruang pamer dan lainnya. Sementara dari Bank UMKM, Bambang Rushadi mengatakan, saat ini banyak produk bank UMKM Jatim yang sudah bisa dipilih pelaku UKM. “Salah satunya produk kami untuk pembiayaan UKM adalah kredit dengan suku bunga 6 persen. Hal itu bisa dimanfaatkan dengan menyesuaikan peruntukan dan sektor UKM-nya,” ujar Bambang Rushadi.
Menurut Founder Surabaya ini Your Hand, Amiranto Adi Wibowo menjelaskan produk UMKM di Indonesia khususnya di Jatim bisa bersaing dengan produk luar negeri, namun semuanya juga harus diimbangi dengan mutu, kualitas dan harga.
“Mutu dan kualitas yang harus dipenuhi oleh para UKM, yang berarti adalah mulai dari bentuk kemasan. Karena masih banyak kita jumpai, para UKM ini tidak bisa menyesuaikan atau memberikan kemasan yang lebih baik alias asal-asalan, sehingga tidak menarik para pembeli khususnya pembeli dari luar negeri,” jelasnya.
Amiranto menegaskan bentuk kemasan harus bisa jadi daya tarik pembeli, selain kemasan juga disertai dengan bahasa tambahan. “Misalkan produk kita mau di ekspor ke Timur Tengah, maka di label juga harus disertai keterangan dengan bahasa Arab. Kalau ke Australia atau Singapore maka disertai dengan keterangan berbahasa Inggris, jangan hanya keterangan bahasa Indonesia saja,” pungkasnya.
Selain itu juga terkait dengan harga, Amiranto meminta kepada para UKM ini bisa menyesuaikan dengan harga produk pesaing baik di luar negeri maupun di dalam negeri. “Untuk memikat pembeli, maka produk yang dijual jangan sampai terlalu mahal, akan tetapi bisa melihat pangsa pasar yang ada dulu,” tandasnya. [riq]

Tags: