Ahmad Dawami: Tak Benar Rumah Sakit sebagai Tempat Penularan Covid-19

Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami. [sudarno/bhirawa]

Pemkab Madiun, Bhirawa.
Terkait masalah penularan covid-19, Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami membantah dengan keras stigma yang beredar di masyarakat jika rumah sakit sebagai tempat penularan covid-19 itu tidak benar. Karena itu, pucuk pimpinan Kabupaten Madiun itu dengan tegas mengatakan, stigma itu salah dan menyesatkan.

Masalahnya, SOP (Standar Operasional Pelayanan) di RSUD sangat ketat. Mulai dari UGD, jenis pelayanan sudah ada pemisahan ruang perawatan.Artinya, pasien yang terpapar covid – 19 dengan pasien biasa, pintunya terpisah dengan jarak yang cukup jauh.

“Kalau masyarakat punya stigma itu, mulai detik ini saya katakan itu salah.Kita selalu jaga SOP, kalau ada masukan dari tenaga kesehatan seperti perbaikan fasilitas di rumah sakit, langsung kita tindaklanjuti, agar mereka (tenaga kesehatan maupun pasien) merasa nyaman.Tenaga kesehatan bekerja maksimal, dan pasiennya cepat sembuh,” ungkap Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami, menanggapi stigma yang beredar di masyarakat, jika rumah sakit sebagai tempat penularan covid-19, Selasa (6/10).

Dijelaskan oleh Bupati Madiun, selaku pimpinan daerah, suatu keharusan bagi Bupati meluruskan stigma yang tidak mendasar itu. Pasalnya, kalau stigma itu terus dibiarkan akan berakibat fatal, seperti mengakibatkan keresahan di tengah masyarakat maupun pasien itu sendiri. Kalau itu terjadi, bisa saja masyarakat takut berobat ke rumah sakit.

“Kalau masyarakat takut datang ke rumah sakit, mereka bisa terlambat dapat penanganan, kan kasihan saudara kita yang sakit.Kalau stigma itu tidak kita hilangkan, bisa memunculkan ketakutan dan menurunkan imune, dan ini berbahaya.Sekali lagi saya tegaskan, tidak benar jika rumah sakit tempat penularan covid-19,” terang Bupati bermimik serius.

Apalagi, kata Bupati, meski pasien di RSUD Carauban dan RSUD Dolopo juga datang dari daerah sekitar Kabupaten Madiun, toh mereka juga mendapat pelayanan yang sama tanpa adanya diskriminasi. “Saya yakin mereka (pasien) ini tidak mau terpapar, mungkin mereka kurang disiplin mematuhi protokol kesehatan,” terka Bupati.

Untuk menepis stigma itu, makanya Bupati dan jajarannya hadir senam bersama di RSUD Dolopo. Di sisi lain, RSUD Dolopo dan Caruban sebagai rujukan pasien covid – 19, terus meningkatkan pelayanan, baik pada perbaikan infrastrutur maupun SDM-nya.

“Dua-duanya harus siap, setelah itu kita tentukan SOP. Ada ruang perawatan untuk pasien, dan ada ruangan untuk isolasi mandiri.Di sini kita buat zona-zona.Seperti yang masuk ke ruang isolasi harus memakai APD lengkap. Setelah keluar ruangan juga harus mandi dulu agar steriil, sebelum melakukan aktifitas lainnya,” akunya.

Bupati juga mengimbau tenaga kesehatan agar tetap meningkatkan disiplin protokol kesehatan guna memperkecil resiko. Sekalipun resiko semua sama, tapi yang membedakan akibatnya, seperti pasien covid – 19 yang punya riwayat penyakit akut maka bisa berakibat fatal.

Ditanya beberapa bulan ini kasus covid-19 di Kabupaten Madiun terendah di Jatim, Bupati mengatakan, hal itu sudah merupakan tugas pemerintah untuk melindungi masyarakatnya.Apalagi saat ini pemerintah menyiapkan anggaran hingga tingkat desa. “Petugas kami terus memberi edukasi, dan masyarakat bisa menerima, dan hasilnya seperti yang anda (wartawan.red) tanyakan tadi,” ujar Bupati menjelaskan.[dar]

Tags: