Ainul Yakin, Tukang Parkir Polrestabes Korban Ledakan Bom

Cholifah (baju kuning) saat menemani istri korban di Rumah Sakit Port Health Center (PHC) Surabaya.

Istri Sempat Melarang Berangkat Kerja, Keluarga Berharap Teror Bom Terakhir
Kota Surabaya, Bhirawa
Firasat bakal ditinggal selama-lamanya sempat menghampiri istri korban ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5). Korban tersebut adalah Ainul Yakin (31) yang saban harinya menjadi tukang parkir di Jalan Sikatan nomor 1 ini. Berikut penuturan kakak korban, Cholifah (34) saat ditemui di Rumah Sakit Port Health Center (PHC) Surabaya.
Cholifah menuturkan terakhir bertemu adiknya pada Minggu malam (13/5) di Kalianak Surabaya. Ainul, kata dia, biasa datang ke rumah keluarganya di Kalianak saat pulang kerja sebelum ke rumahnya di kawasan Tambaksari. “Malah cerita kalau sempat ngobrol sama komandannya buat hati-hati karena peristiwa bom di gereja itu,” katanya.
Bahkan, menurut Cholifah, hari ini (kemarin) adiknya berangkat kerja terlambat sekitar pukul 08.00. Lantaran istrinya sudah melarangnya berangkat kerja karena ketiga anaknya sedang libur sekolah. “Sama istrinya memang sengaja tidak dibangunin padahal biasanya kerja jam 06.30. Istrinya bilang perasaannya nggak enak,” lanjutnya sambil menahan tangis.
Cholifah mengungkapkan adiknya yang akrab dipanggil pak gundul ini sempat terlihat di video dan foto yang beredar di sosial media (sosmed). Hal itulah yang membuat ia segera bergegas ke Polrestabes untuk mencari adiknya tersebut. “Saat tahu ada kejadian, saya langsung ke polwil (Polrestabes, red). Tapi nggak boleh masuk, dan saya disuruh mengecek ke rumah sakit,” jelasnya.
Ia mengungkapkan adiknya sudah lebih dari 10 tahun menjadi tukang parkir di lingkungan Polrestabes. Mulai dari menjaga parkir motor di luar Polrestabes, hingga menjadi penjaga parkir mobil di dalam polrestabes. “Waktu kejadian itu kata petugas, adik saya lagi ngasihkan karcis ke mobil yang masuk. Badannya kurus, kecil, nggak tega saya,” ungkapnya.
Ia pun berharap teror bom di polrestabes merupakan yang terakhir. Sebab ia merasakan duka para keluarga korban yang mungkin sempat kebingungan. Sementara, sejumlah keluarga korban ledakan Polrestabes Surabaya berkumpul di ruang tunggu operasi Rumah Sakit Port Health Center (PHC) Surabaya.
Humas RS PHC Surabaya, Husninatul Ghassani mengungkapkan korban dibawa dalam kondisi sadar dan mengeluh sesak nafas.
“Korban dibawa pukul 09.45, sudah dioperasi sekali untuk mengeluarkan udara dari dadanya yang membuat sesak nafasnya itu. Operasi kedua masih menunggu alat karena harus mengeluarkan serpihan yang masuk lewat lubang di dadanya,” urainya.
Serpihan yang mengenai korban, dikatakan Nina, sapaan akrab Humas RS PHC belum diketahui jenisnya. Kemungkinan serpihan dari sepeda motor, kaca atau bom itu sendiri. Serpihan ini melukai bagian dada hingga kepala korban. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: