Air Mancur Menari Kenjeran Hanya Beroperasi Setiap Sabtu

Air Mancur Menari KenjeranPemprov Jatim, Bhirawa
Masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang ingin menikmati keindahan air mancur menari yang berada di Jembatan Suroboyo harus lebih bersabar. Sebab Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan air mancur tersebut hanya akan menyala dan menari seminggu sekali, tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu saja.
“Setiap Sabtu malam Minggu akan menari dan dinyalakan untuk umum. Hari-hari biasa tidak dinyalakan,” kata Risma, ketika ditemui di sela halal bihalal bersama Gubernur Jatim Dr H Soekarwo di halaman Kantor Gubernur Jatim, Selasa (12/7).
Menurut dia, tidak dinyalakannya air mancur menari setiap malam karena tingginya biaya sehingga harus ada pola pada pengaturannya. Setiap Sabtu malam, kata dia, atraksi air mancur menari akan dimulai tepat pukul 20.00 WIB dan dinyalakan selama sejam.
“Kenapa jam 8 malam? Ini agar warga dari luar daerah bisa menginap di Surabaya,” kata wali kota Surabaya dua periode tersebut.
Risma, sapaan akrabnya, mengaku telah menerima informasi banyaknya warga kecewa karena air mancur yang belum menyala usai diresmikannya Jembatan Suroboyo pada Sabtu (9/7) malam. “Karena itulah nanti dibuka setiap Sabtu malam Minggu untuk umum dan gratis,” kata mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya tersebut.
Terkait pengamanan, kata dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat, termasuk Satpol PP dan Linmas yang akan membantu pengamanan di kawasan Jembatan Suroboyo.
Di sisi lain, Pemerhati Cagar Budaya Kota Surabaya Freddy Istanto berpendapat, Jembatan Suroboyo dinilai lebih tepat memiliki peran sebagai simbolik, bukan fungsional sebagai jembatan pada umumnya atau sarana transportasi karena agak mubazir.
“Kalau berperan simbolik maka sah-sah saja dan memang membutuhkan biaya mahal. Sebutlah Menara Eiffel di Paris, Opera House di Sydney,” katanya.
Selain itu, kata dia, Surabaya sempat terlena dan lupa kalau Surabaya merupakan kota pantai sehingga eksistensi Jembatan Suroboyo mampu menjadi pemantik bahwa Surabaya adalah kota pantai. “Syukur-syukur Jembatan Suroboyo memiliki dua peran tersebut, yaitu sebagai fungsional sekaligus simbolik, seperti jembatan di Sydney dan New Yokr yang memiiki kedua peran tersebut,” katanya.  [iib]

Tags: