Air PDAM di Sidotopo Surabaya Mampet

PDAMSurabaya, Bhirawa
Sudah sejak dua bulan  ini tiga Rukun Tetangga(RT) di kawasan Sidotopo Wetan tidak menikmati air bersih . Layanan air bersih dari PDAM Surya Sembada macet total. Padahal memasuki bulan puasa, pastinya kebutuhan air bisa naik dua kali lipat. Baik untuk mandi, mencuci, maupun untuk memasak.
Tiga RT di Sidotopo Wetan tersebut adalah RT 9, RT 14 dan RT 15 di RW 06 kelurahan Sidotopo. Setidaknya sekitar 150 KK di tiga RT tersebut harus harus membeli air gledegan yang belum tentu bersih.
Warga RT 14, Saiful Arif (37) menceritakan sudah hampir dua bulan air bersih dari PDAM Surabaya di rumahnya mampet. Mengingat hal itu, Saiful memilih mencari air bersih dengan cara membeli dengan biaya yang tak sedikit.
“Sampai kapan air gak keluar? dulu waktu pertama pasang air keluar sendiri tanpa harus disedot pakai sanyo. Nah sekarang, meski pakai sanyo tetap mampet. Padahal beban listrik juga tinggi, apalagi ini bulan puasa, keluar sedikitpun saja ngga. Keluar ngga keluar ya tetap bayar,” keluh Saiful saat ditemui Bhirawa, Minggu (28/6) kemarin.
Saiful hampir setiap hari melaporkan keluhannya pada pihak PDAM melalui ponselnya. Meski sudah ada balasan, namun tidak membuat air bersih itu bisa mengaliri warga yang ada di Surabaya Utara ini. Tak hanya kampungnya saja, ada tiga RT yang mengalami hal sama yakni RT 9, RT 14, RT 15 di Kecamatan Kenjeran.
“Setiap hari kami laporan ke PDAM melalui SMS balasannya hanya ‘pengaduan anda sudah diterima dan akan segera kami proses’,” tirunya.
Macetnya air yang dialami warga Surabaya Utara ini, menurut Ari Bimo Sakti, Humas PDAM ,lantaran ada penambahan pipa tersier dengan ukuran 200 ML di kawasan Bulak Banteng dengan panjang hampir satu Kilometer. ” Nah ini nantinya juga akan mengaliri pemukiman Sidotopo Wetan. Karena diwilayah tersebut sangat banyak jumlah pelanggan barunya, dari ukuran pipa yang semula 100mili diganti dengan ukuran 200mili,” terangnya.
Sedangkan, untuk menangani masalah air mampet yang sudah berbulan-bulan, Bimo menerangkan semua penindakan sudah dilakukan PDAM. “Itu bisa terjadi karena rumah jauh dari pompa instalasi PDAM dan tekanan air agak sulit. Bisa juga karena penambahan pelanggan apalagi kalau konsumtif,” paparnya.
Terkait hal ini penduduk Sidotopo Wetan mengaku  sempat di hubungi PDAM tapi hanya dijanjikan ada petugas yang datang untuk mengecek. Namun, tidak semua warga berada dirumah disaat jam kerja. Dari 40 pelanggan yang ada di RT 14, hanya ada satu pelanggan yang keluar setiap saat.
“Rumah yang paling pojok depan selalu keluar, ini kan aneh. Jadi terpaksa beli air per geledek harganya Rp5 ribu, dalam sehari bisa 3-4 kali geledek. Air sumur disini juga kuning, kadang mengeluarkan bau,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua RT 14 RW 06 Sidotopo Wetan Mulya IV, Pramono mengatakan, aliran air PDAM selalu mampet pada pagi sampai malam hari. Hal tersebut memang sudah dirasakan warga Surabaya Utara bertahun-tahun. Ditambah lagi, kalau musim penghujan banjir masih dikeluhkan warga. Sebab, saluran air yang dibuat Pemkot justru tidak ada pembuangan air.
“Ada sekitar 40-an rumah yang mengeluhkan air mati. Itu menandakan ada seluruh warga saya yang tidak menerima air bersih meski tetap membayar perbulannya,” kata Pramono.
Pramono mengimbau kepada seluruh warganya untuk melaporkan langsung ke pihak PDAM Surabaya. hal ini mengingat pekerjaan sebagai ketua RT bukan menerima keluhan pelanggan PDAM yang sudah jelas dikelolanya langsung. “Kami berharap agar air secepatnya bisa keluar, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” pungkasnya. [geh]

Rate this article!
Tags: