Air PDAM ke Gili Ketapang Terputus Tersangkut Jangkar, Warga Andalkan Air Hujan

Pipa air PDAM yang menuju ke Gili Ketapang dalam perbaikan paska terputus.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa.
Putusnya pipa PDAM Kabupaten Probolinggo sebagai penyuplai air ke Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo benar-benar membuat warga kelimpungan untuk memenuhi air bersih. Syukur masih hujan, sehingga mereka bisa mengandalkan air hujan. Putusnya pipa PDAM tersebut diduga akibat tersangkut jangkar kapal.

Kepala Desa Gili Ketapang Suparyono Membahana, Selasa (2/2) mengatakan putusnya pipa PDAM ini jadi musibah bagi warganya. Sebab, membuat warganya krisis air bersih. Karena saluran pipa PDAM itu satu-satunya penyuplai air bersih ke Desa Gili Ketapang. “Untungnya masih musim hujan, warga bisa menggunakan air hujan untuk mandi dan minum. Namun untuk masuk, terlebih dahulu. Selain itu, warga juga memanfaatkan air mineral untuk minum,” ujarnya.

Hal senada Proposal Kaur Kesra Desa Gili Ketapang Solehudin, 46. Pihaknya berharap PDAM segera memperbaiki sambungan pipanya. Sebab, saluran air bersih itu dibutuhkan oleh sekitar 9.000 warganya. “Jika perbaikannya makan waktu satu minggu, kemudian masih menunggu pembuatan beton serta cuaca buruk, bisa jadi sampai tiga pekan. Jika sampai tiga minggu, saya rasa terlalu lama. Soalnya air bersih di sini sangat dibutuhkan warga,” katanya.

Meski mandi bisa menggunakan air laut, menurut Solehudin, selama ini warga masih membilasnya menggunakan air tawar. Sementara ini, warga memanfaatkan air hujan dan kemasan untuk kebutuhan mandi dan minum. “Untungnya hujan, jadi sementara waktu kami memanfaatkan air hujan untuk mandi serta minum. Juga air kemasan untuk minum. Semoga segera persiapkan agar kami dapat segera segera teraliri air bersih,” tuturnya.

PDAM Kabupaten Probolinggo terus berusaha segera menyambung putusnya pipa penyuplai air ke Pulau Gili. Salah satunya dengan siapkan dua klem. Dengan adanya dua klem itu perbaikan bisa segera dilaksanakan. Namun, proses perbaikanitu diperkirakan butuh waktu sepakan dengan catatan kondisi cuaca baik. Ungkap Direktur PDAM Kabupaten Probolinggo Ghandi Hartoyo, Selasa (2/2).

Pihaknya sudah mendapatkan klem untuk menyambunng pipa yang putus itu. Kini, pekerja masih membuat beton benahan pipa di bawah laut. “Beton penahan pipa agar tetap berada di dasar laut itu tidak ada di toko. Kami harus membuat sendiri. Juga masih menunggu beton itu kering. Setidaknya membutuhkan 80 buah beton penahan pipa agar tetap berada di dasar laut,” jelasnya.

Untuk memperbaikinya, Ghandi mengaku akan melibatkan pihak ketiga yang sudah biasa bekerja sama dengan PDAM untuk pemasangan pipa di dasar laut. “Untuk pemasanganya sendiri ditaksir makan waktu sepekan. Dengan catatan kondisi cuaca baik,” lanjutnya.

Ghandi mengaku, kini pihaknya masih terus mengkaji pipa putusnya yang berukuran 8 dim ini. Apalagi, sejauh ini belum dilihat langsung ke dasar laut untuk melihat apa pun kerusakannya. “Masalah teknisnya masih belum. Termasuk berapa panjang pipa yang rusak. Namun yang jelas untuk perbaikanya akan dilakukan dari PDAM sendiri,” ungkapnya.

“Kami berkordinasi dengan pihak Polres. Sebab, jika laporan, kami juga harus punya bukti dan bukti. Termasuk siapa atau kapal mana yang dilaporkan. Sementara kami belum tahu. Kami hanya mendapatkan informasi jika ada kapal tanker batu bara yang terseret ombak. Sehingga mulanya berada di tengah bergeser ke tetpian. Pada saat ada kesalahan yang diduga jangkar kapal tersebut mengenai pipa,” jelasnya.

Awalnya, kata Ghandi, sambungan pipa itu sudah ada tandanya. Namun, seiring berjalanya waktu hilang. “Kami tidak tahu dicuri atau bagaimana. Yang jelas dulu ada penandanya. Ke depan kami akan pasang lagi penanda jika di dasar laut ada saluran pipa PDAM. Meski kapal besar biasanya juga telah memiliki sensor,” tegasnya.

Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo andalkan air hujan untuk kebutuhan air bersih. Pipa putus membuat air bersih ke daerah ini tak lagi dapat dinikmati. Pipa air bersih ke Pulau Gili Ketapang berukuran 8 dim terpendam di dasar laut tersebut diketahui putus pada Jumat, (29/1) lalu.

Akibatnya pasokan air bersih bagi ribuan warga di pulau terluar Kabupaten Probolinggo itu terganggu. “Warga kami sebagian mengandalkan air hujan untuk ditandon. Untungnya masih musim hujan, sehingga pasokan air bersih tak terlalu menjadi persoalan,” kata dia.

Warga yang mengandalkan air hujan, kata Suparyono, berada di kawasan utara pulau. Sementara di sisi selatan masih memanfaatkan sisa air dari pipa besar. “Warga memang terdampak sejak pipa PDAM terputus, namun tidak semua,” kilahnya.

Lebih lanjut Gandi Hartoyo menegas adanya pipa yang putus. Ketika menerima laporan itu, pihaknya langsung mengecek masalah pada Jumat sore. Di mulai dari saluran di darat, termasuk dari sumbernya yang berada di Ranu Agung. Ternyata jaringan pipa 8 dim yang mengalir ke Pulau Gili itu, tak ada kendala. “Malamnya, kami curiga jika ada kebocoran di dasar laut. Sehingga melakukan pengecekan ke saluran bawah laut. Sekarang masih dalam proses perbaikan,” tutur dia.

PDAM, kata Gandhi, masih berkonsentrasi dengan perbaikan pipa. Tetapi kondisi cuaca yang kurang baik, pekerja kesulitan untuk menemukan pipa yang terputus. “Kalau pemenuhan kelengkapan alat sudah tersedia, di antaranya alat penyambung pipa, pembuatan pemberat beton 40 pasang. Kita target besok selesai,” tambah Gandhi Hartoyo.[wap]

Tags: