Air Tiga Waduk di Jatim Habis

Waduk pacal Bojonegoro

Waduk pacal Bojonegoro

Bojonegoro, Bhirawa
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan air Waduk Pacal, di Bojonegoro, Gondang dan Prijetan di Lamongan, sudah habis, karena dimanfaatkan mengairi areal pertanian.
“Saat ini pintu pengeluaran tiga waduk di wilayah kerja kami sudah ditutup, sebab airnya sudah habis,” kata Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo, Kamis (6/8).
Dalam rapat koordinasi kekeringan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, ia menjelaskan kalau saja masih ada air yang tersisa di Waduk dimanfaatkan untuk menjaga bangunan waduk.
Air yang tersisa di waduk, lanjut dia, merupakan tampungan “mati” yang tidak diperbolehkan dikeluarkan. “Kalau air di waduk sampai kering bisa mengakibatkan kegagalan bangunan (kerusakan bangunan waduk),” jelasnya.
Oleh karena itu, ia meminta petani di sepanjang daerah irigasi tiga waduk tersebut tidak menanam tanaman padi pada musim kemarau ini. “Kalau ada petani yang tetap menanam padi, berarti namanya padi “nekad”,” katanya, menegaskan.
Sebelumnya, lanjut dia, tanaman padi di sepanjang daerah irigasi waduk di wilayahnya itu, sebagian besar bisa panen, karena bisa memperoleh air dari tiga waduk. Lebih lanjut ia menjelaskan musim kemarau tahun ini dipengaruhi “El Nino”, yang mengakibatkan datangnya musim kemarau lebih awal. “Tahun ini Juni sudah tidak turun hujan, padahal kemarau tahun lalu masih ada hujan,” ucapnya.
Namun, lanjut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya, di wilayah kerjanya datangnya musim hujan normal yaitu Oktober-November.
Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Dody Sigit Wijaya, menjelaskan pintu pengeluaran Waduk Pacal, di Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang, ditutup sejak pertengahan Juli. “Perkiraan kami air yang masih tersisa di Waduk Pacal, sekitar 850 ribu meter kubik,” ucapnya.
Sesuai data, Waduk Pacal, di Desa Kedungsumber Kecamatan Temayang yang awalnya mampu menampung air hujan sekitar 42 juta meter kubik, sekarang hanya mampu menampung sekitar 17 juta meter kubik, disebabkan bangunan pelimpahnya rusak.
UPT Bengawan Solo, memperkirakan berkurangnya daya tampung Waduk Pacal, yang dibangun Belanda 1933, disebabkan besarnya sedimen yang masuk ke Waduk Pacal, selain faktor usia. [bas,ant]

Rate this article!
Tags: