Ajak Alumni Dirikan RS dan Gratiskan Warga Miskin hingga Gagas Sekolah Jurnalistik

Tahir saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Petra.

Tahir saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Petra.

Kota Surabaya, Bhirawa
Apa arti sukses menurut Anda ? lulus wisuda, mendapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi atau mendapatkan penobatan sebagai orang terpandai. Setiap orang mempunyai definisi sukses yang berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari tujuan hidup masing-masing.
Dato  Sri Prof Dr Tahir MBA seorang pengusaha yang juga merupakan Chairman and CEO Mayapada Group Indonesia membagikan ilmunya pada mahasiswa UK Petra dalam sebuah seminar bertajuk Bagaimana Menjadi Orang Sukses di Auditorium UK Petra, Jumat (12/9). Mereka yang sedang menjalani tugas akhir untuk menghadapi persaingan dunia kerja ini  bisa berdialog dengan Tahir yang saat ini disebut-sebut bakal menjadi Menteri Sosial di era Kabinet Jokowi-JK.
Orang terkaya ke-12 di Indonesia itu menyatakan dirinya tidak setuju bila orang yang suka bersedekah atau orang yang suka membantu orang itu disebut orang baik bila orang itu masih belum benar.
“Jadi, manusianya harus benar dulu. Contoh yang gampang adalah George Soros yang menggoncangkan ekonomi dunia pada 1997-1998, termasuk Indonesia, Thailand, dan Korea, tapi dia mengeluarkan donasi kemanusiaan hingga miliaran,” katanya.
Baginya, George Soros itu bukan manusia yang benar, meski dia mengeluarkan uang miliaran untuk dana kemanusiaan. “Itu karena dia menyusahkan hidup orang lain sampai sekarang, dia mirip orang yang suka ngemplang pajak atau korup, dia tidak benar, meski sudah beramal,” ucapnya.
Pengusaha nasional yang juga pendiri kelompok usaha Mayapada Grup juga mengajak alumni Universitas Kristen Petra Surabaya untuk mendirikan rumah sakit. Dan nantinya Rektor UK Petra yang menyediakan tanahnya. ” Saya dan alumni merenanakan untuk mendirikan rumah sakit Petra, dan di situ akan bisa juga mendirikan fakultas kedokteran,” ujar Tahir yang juga jebolan Teknik Industri UK Petra pada 1970-an.
Didampingi Rektor UK Petra Prof Dr Eng Ir Rolly Intan MASc,  pria kelahiran Surabaya pada 26 Maret 1952 itu  menjelaskan RS itu akan menjalankan visi ‘Tahir Foundation’ untuk menggratiskan pengobatan dan operasi bagi masyarakat tidak mampu.
“Karena itu, mahasiswa harus paham bahwa kiat sukses itu tidak penting, tapi masuk dari pintu mana untuk menjadi manusia yang benar. Manusia itu harus benar dulu, lalu dia baru bisa bekerja yang benar itu bagaimana,” katanya.
Dia  juga menggagas pendirian sekolah jurnalistik terbaik se-ASEAN. Dia mengaku sudah menggandeng tujuh redaktur media nasional yang sudah sepakat untuk bergabung mendirikan yayasan untuk mendirikan sekolah jurnalistik Indonesia.” Kalau bisa terealisasi pada tahun ini juga dan sekolah itu akan kita dirikan di Jakarta dengan target menjadi terbaik di ASEAN,” imbuhnya.
Dia mengaku yayasan akan bekerjasama dengan sejumlah ahli komunikasi dari Amerika, Australia, Singapura, dan sebagainya. ” Semua itu untuk kebaikanmu (jurnalis) juga dan kita akan memiliki jurnalis-jurnalis terbaik,” tambahnya.
Tahir adalah seorang pengusaha, investor, filantropis, sekaligus pendiri Mayapada Grup, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia. Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak, dan televisi berbayar, properti, rumah sakit, dan toko bebas pajak.
Tahir lahir di sebuah lingkungan yang rata-rata warganya tak mampu. Ayahnya menghidupi keluarga dengan membuat becak. Sang ibu turut membantu mengecat becak. Pada 1971, ia menamatkan pendidikan menengah di SMA Kristen Petra Kalianyar, Surabaya. Waktu itu Tahir bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Namun, cita-cita itu tidak kesampaian karena ayahnya sakit keras sehingga tak sanggup membiayai keluarga.
Tahir muda harus berhenti kuliah dan melanjutkan bisnis ayahnya di Surabaya. Pada umurnya yang 20 tahun, Tahir mendapatkan beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Tahir pun menempuh studi sembari tiap bulan mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya. Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura, menjualnya kembali ke Indonesia. Dari usaha ini ia mendapatkan keuntungan yang digunakannya untuk membantu biaya sekolah. Dari situ pula awal bisnis garmen yang kemudian serius ia geluti. Pada umur 35 tahun, Tahir bersekolah dan berhasil menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, AS.
Pengalaman dan keberaniannya dalam berbisnis pada akhirnya membawanya menjadi seorang pengusaha muda. Dia dikenal sebagai pengusaha ulet dan memiliki bisnis yang cukup beraneka ragam dan kesemuanya sukses. [geh]

Tags: