Ajak DWP Jatim Jadi Agen Perubahan

3-bela negaraPemprov Jatim, Bhirawa
Masih ada persepsi bahwa bela negara adalah tugas TNI dan Polri. Padahal pengertian bela negara merupakan tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh rasa kecintaan kepada NKRI.
Untuk itu, perlu upaya sosialisasi kepada masyarakat luas, khususnya menanamkan kesadaran bela negara kepada generasi muda. Dan ujung tombak sosialisasi ini dilakukan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jatim.
Asisten Kesejahteraan Masyarakat Setdaprov Jatim Dr Asyhar MM menjelaskan membela bangsa dan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara, termasuk anggota DWP. Oleh karena itu, perlu diberikan tambahan bekal kesadaran bela negara kepada DWP karena mereka adalah istri para abdi negara yang menjalankan roda  pemerintahan dan melaksanakan pelayanan publik.
“Melalui pembinaan kesadaran  bela negara yang diselenggarakan oleh DWP Pusat bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan ini diharapkan akan menyadarkan, sekaligus  memotivasi anggota DWP lebih aktif melakukan bela negara, mulai dari hal-hal yang sederhana sampai bentuk yang paling kompleks,” kata Asyar mewakili Sekdaprov Dr H Akhmad Sukardi MM saat membuka kegiatan pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Anggota DWP Provinsi  Jatim di Ruang Bhinaloka Adhikara Kantor Gubernur Jatim Jl Pahlawan, Selasa (14/10).
Salah satu peran bela negara oleh kaum wanita yang perlu diaktualisasikan, menurutnya, adalah pendidikan anak dan remaja di lingkup keluarga dan masyarakat sekitarnya. “Tawuran antar pelajar atau perilaku lain yang kurang terpuji lainnya tidak akan terjadi jika pembelajaran pendidikan di lingkup keluarga berjalan dengan baik. Di sinilah peran ibu-ibu sangat besar dalam menanamkan norma, kebanggaan akan Tanah Air ,” tandasnya.
Ketua DWP Provinsi Jatim Hj Chairani Yuliati Akhmad Sukardi SSos mengatakan DWP diharapkan menjadi agen  perubahan terdepan dalam mewujudkan gerakan bela negara. Anggota DWP yang notabene ibu-ibu istri para PNS bisa terus mengajarkan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan konkrit kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya. “Mengajarkan anak agar menyukai kerajinan, makanan, kesenian dan kebudayaan tradisional, itu semua menjadi bagian dari usaha mewujudkan gerakan bela negara,”  kata Hj Chairani.
Ketua DWP Pusat Ny Wien Ritola Tasmaya SH yang hadir dalam kegiatan kemarin juga menegaskan konsep  bela  negara meliputi fisik dan non fisik.  Untuk non  fisik  adalah segala  upaya untuk  mempertahankan negara  kesatuan RI  yaitu meningkatkan  kesadaran  bela  negara, menanamkan  kecintaan terhadap Tanah Air, berperan  aktif  memajukan bangsa  dan  negara.  “Membangun negara bisa dimulai dengan membangun rumah tangga proaktif  dan kreatif, pengembangan wawasan berpikir melalui serangkaian program pendidikan bagi pribadi dan  keluarga,” katanya.
Kegiatan kemarin juga menghadirkan pembicara staf pengajar  Program Master Universitas Pertahanan Jakartayai yakni Laksma Muda TNI (Purn) Prof  Dr Setyo Harnowo drg, SpBM (K). Menurutnya kesadaran bela negara bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir,  tapi  harus ditanamkan sejak dini, dan secara terus menerus dilaksanakan mulai lingkungan terkecil  yakni keluarga.  Peran DWP sangat penting sebagai agen perubahan dalam turut mewujudkan manusia Indonesia yang berkarakter dan memiliki jati diri guna mewujudkan Indonesia yang maju dan bermartabat. “DWP harus dapat mengimplementasikan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan  sehari-hari sebagai panutan bagi anak dan keluarga, ” harapnya. [tis]

Keterangan Foto : Ketua DWP Provinsi Jatim Hj Chairani Yuliati Akhmad Sukardi Ssos menyerahkan cinderamata kepada narasumber kegiatan pembinaan Kesadaran Bela Negara bagi Anggota DWP Provinsi  Jatim di Ruang Bhinaloka, Selasa (14/10). (titis/bhirawa]

Rate this article!
Tags: