Ajak Guru Agama Kembangkan Moderasi Beragama di Sekolah

Kegiatan penguatan kerukunan kehidupan umat beragama yang digelar Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur di Kota Pasuruan, 24 – 25 Mei lalu. [wahyu kuncoro]

Pasuruan, Bhirawa
Guru agama memiliki peran strategis dalam mengembangkan moderasi beragama di lingkungan sekolah. Upaya itu diharapkan akan mengurangi potensi intoleransi dalam lingkungan sekolah. Demikian disampaikan Widyaiswara Badan Pengembangan Sumder Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim, Jonathan Judianto ST MT saat menjadi narasumebr kegiatan penguatan kerukunan umat beragama yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jatim di Kota Pasuruan.
Jonathan yang juga mantan Kepala Bakesbangpol Jatim ini mengingatkan moderasi agama tidak dimaksudkan untuk mencampuri urusan masing – masing agama.
“Tidak benar kalau moderasi agama untuk mendangkalkan aqidah dan keimanan dalam beragama,” tegas Jonathan. Menurut Jonathan, moderasi beragama dimaksudkan untuk membangun cara beragama yang tetap menghormati agama dan keyakinan orang lain.
“Melalui moderasi beragama diharapkan semua umat bisa menjalan keyakinan dan agamanya secara baik tanpa terintimidasi oleh keyakinan agama orang lain,” jelas Jonathan.
Moderasi agama lanjut Jonathan, ditujukan untuk semua umat beragama, karena pemikiran yang radikal bukan hanya milik agama tertentu saja.
“Sekali lagi moderasi bergama ini harus menjangkau semua agama, sehingga tepat kalau hari ini yang diundang adalah semua guru agama,” tegas Jonathan lagi.
Narasumber lain, dosen PPKN Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Naniek Setyawti menambahkan dalam membangun kehidupan moderasi beragama di sekolah perlu menggunakan contoh – contoh yang aktual di dalam masyarakat.
“Generasi saat ini adalah generasi yang akrab dengan internet. Dengan demikian merka sudah tidak lagi bisa diberi gambaran yang abstrak. Namun membutuhkan contoh dan gambaran yang nyata,” Jelas Naniek.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Bidang Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim Johan Fitriadi SSTP MSi mengungkapkan berkembangnya sikap intoleransi di tengah – tengah masyarakat menjadi perhatian serius Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur. Sebagai upaya menangkal intoleransi, Bakesbangpol Jatim membekali moderasi beragama bagi guru agama di wilayah Kabupaten/Kota Pasuruan.
“Kami ingin mengajak para guru agama ikut melakukan penguatan sikap toleransi melalui moderasi beragama di lingkungan sekolah,” kata Johan Fitriadi, Kamis (26/5) kemarin.
Menurut Johan, lingkungan sekolah menjadi tempat untuk menyemaikan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan kepada anak didik.
“Guru agama memiliki peran strategis dalam membangun pemahamaan keagamaan yang moderat di tengah menggejalanya sikap ekslusivitas beragama,” jelas Johan.
Dalam kegiatan yang dimoderatori dosen Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Wahyu Kuncoro ST MMedkom ini juga menghadirkan dua narasumber anggota Komisi A DPRD Jatim Jordan Batara Goa dan Dosen UIN Tulungagung, Akhol Firdaus SAg MPd. [why.fen]

Tags: