Ajak Guru Keranjingan Menulis

Febry Suprapto

Febry Suprapto
Senyuman manis dan tatapan teduh tak pernah lepas dari sosok sosok pria yang sehari-harinya disapa dengan Ustad Febry. Pengajar di STIT Al-Ishlah Dadapan Bondowoso bernama lengkap Febru Suprapto ini, juga aktif sebagai instruktur nasional dalam program satu guru satu buku (Sagusabu). Program pelatihan menulis yang dimotori oleh MediaGuru Indonesia.
Semenjak Maret 2018, pria penyuka warna biru ini bergabung dengan MediaGuru Indonesia. Melalui seleksi instruktur nasional, akhirnya Ustad Febri masuk dalam jajaran instruktur nasional Sagusabu.
Sejak saat itulah penyuka masakan Padang ini berkeliling untuk menyebarkan virus keranjingan menulis kepada para guru di seluruh wilayah Indonesia. Tercatat lebih dari 8 pelatihan menulis telah dipandunya. Di antaranya, wilayah Palangkaraya, Bangka Barat, Kepulauan Meranti Riau, Demak, dan berbagai wilayah lain di Indonesia.
Selama menjadi instruktur, Ustad Febri banyak dikejutkan dengan potensi para guru di wilayah luar Pulau Jawa. Motivasi dan semangat yang luar biasa membuatnya mengacungkan jempol untuk para guru.
“Siapa bilang guru tidak bisa menulis buku. Guru-guru kita memiliki potensi yang besar dalam menulis. Banyak dari mereka yang telah menghasilkan buku. Isinya beranekaragam. Berupa kisah inspiratif, kumpulan cerpen, maupun kumpulan puisi,” terang Febri dengan penuh semangat.
Dalam memandu peserta pelatihan, Febri lebih banyak menggunakan pendekatan yang menyenangkan dan Learning by Doing. Peserta diajak untuk langsung terjun dalam aktivitas menulis. Dengan pendampingan yang totalitas selama pelatihan, Febri telah berhasil mendapatkan simpati dari berbagai guru di wilayah Indonesia. Keramahan dan senyuman yang selalu menghias setiap komunikasi yang dilakukannya terhadap peserta, mampu membius para guru. Ini juga yang membawanya plesiran hingga ke wilayah Riau, Padang, dan sekitarnya untuk menyapa para guru di sana.
“Kegiatan semacam ini membutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak, khususnya pemangku kebijakan. Alhamdulillah di beberapa tempat, bupati dan wali kotanya mendukung penuh kegiatan Sagusabu,” ungkap Febri.
Ketika ditemui Bhirawa di tempat mengajarnya, Febri berharap bahwa kegiatan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah ini akan mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Sehingga tujuan untuk membentuk masyarakat Indonesia yang melek literasi dapat terwujud.
Mengiringi kiprahnya sebagai instruktur menulis, Febri pun telah menghasilkan beberapa buku antologi dan buku tunggal yang berjudul Puzzle Hati Ayah. Menutup perjumpaannya dengan Bhirawa, Febri memberikan sebuah kata-kata bijak untuk para penulis dan mereka yang ingin menjadi penulis.
“Penamu adalah surga, nerakamu. Menulislah hanya untuk menginspirasi kebaikan,” pungkasnya dengan senyuman. [why]

Rate this article!
Tags: