Ajak Pelajar Hidupkan Bhinneka Tunggal Ika melalui Seni Wayang Modern

Penampilan SMP Muhammadiyah 2 Surabaya dalam ajang Onstage Festival 2018 oleh PLT UK Petra yang mengusung “Bhinneka Birds” di gedung Amphitheater UK Petra, Kemarin (27/8).

Surabaya, Bhirawa
Berbalut pertunjukkan seni pewayangan modern, belasan pelajar yang berasal dari Surabaya, Pasuruan dan Sidoarjo mengikuti Onstage Festival 2018 yang digelar Petra Litte Theatre (PLT) Universitas Kristen (UK) Petra. Festival teater yang mengusung isu “Diversity in Harmony” atau perbedaan dalam harmoni ini membuat daya tarik bagi pelajar untuk menyikapi perbedaan dengan cara yang berbeda.
Managing Director PLT, Stefanny Irawan mengungkapkan jika pagelaran seni wayang modern merupakan bentuk inovasi dari pegalaran pewayangan konvensional. Dalam pagelaran seni wayang modern ini, ia mengaku jika tidak menggunakan cahaya dari dalam maupun dalang.
“Kita gunakan overhead projector untuk memunculkan gambar. Untuk dalang nya sendiri, pemai bisa memerankan menjadi dalang sekaligus,” ungkap dia. Hal inilah, lanjut dia, yang membuat seni pageralaran wayang konvesional dan modern berbeda.
“Kami ingin menarik anak-anak muda untuk lebih tertarik dengan pewayangan. Tentu saja dengan berbalut seni yang epic,” tuturnya.
Misalnya, lanjut dia, dengan menggabungkan beberapa teknik. Yaitu, cara pembuatan effect pada OHP dan cara melakukan explorasi terhadap bentuk cerita yang akan dibawakan. “Yang bikin seni ini menantang adalah, penulis naskah, sutradara dan dalang harus bermain secara bersamaan. Di mana mereka akan menyocokkan,” ujar dia. Selain itu, para pemain dituntut untuk memastikan semua teknik selaras.
“Komunikasi dan timming sangat penting dalam seni ini. bagaimana semuanya terjadi dalam hitungan detik yang mereka inginkan dan harus tepat. Bagaimana mereka menggerakkan gambar itu yang lebih vital dibanding bentuk visualnya,” jelas dia. Artistic Director of LPT, Meilinda menuturkan dengan tema yang diusung yaitu “Diversity in Harmony” mampu membuka paradigm generasu muda dalam memaknai kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat beragam, berbeda satu dengan yang lain.
Oleh karenanya, dengan memahami perbedaan, mengetahui strategi dalam menghadapi serangan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) mampu menciptakan harmoni dalam masyarakat.
“Kita harap yang datang saat ini, yaitu siswa SMP dan SMA mampu menghidupi Bhineka Tunggal Ika. Serta menjaga apa yang sudah terjaga puluhan tahun,” pungkas dia.
Sementara itu, keempat finalis yang berasal dari SMP Muhammdiyah 2 Surabaya, SMA Gloria 1 Surabaya, SMA Gloria 2 Surabaya dan SMP Muhammadiyah 3 Waru melakukan pelatihan selama satu hari bersama dengan ketujuh peserta lainnya. Ke empat finalis ini, lolos dalam proses penyeleksian yang dilakukan pihak PLT UK Petra dan berhak mengikuti Onstage Festival 2018 yang diadakan di Amphitheater UK Petra, kemarin (27/8). [ina]

Tags: