Ajak Pemuda Muhammadiyah Bekerja Lewat Ideologi Kultural

2-MuhammadiyahPemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengajak seluruh kader Pemuda Muhamadiyah  agar bekerja sesuai dengan ideologi kulutural. Seperti penyelesaian persoalan dengan duduk bersama bermusyawarah mufakat untuk mencari solusi.
“Untuk menyelesaikan persoalan bisa dengan duduk bersama musyawarah mufakat  untuk mencari solusi yang terbaik seperti dalam pengambilan keputusan bukan melalui cara voting atau pilihan. Di dalam Pancasila mengamanatkan nilai-nilai musyawarah mufakat. Sisi politik seperti inilah yang menjadi amanat bangsa dan harus dilakukan,” kata Gubernur Soekarwo, saat memberikan pengarahan dalam Pelantikan Pengurus Pemuda Muhamadiyah Jatim, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (29/7).
Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Soekarwo, menyampaikan, banyak persoalan dan program Jatim membutuhkan kerjasama dengan berbagai elemen. Ada lima hal utama yakni Hukum, ekonomi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan rasa nyaman di Jatim.
Menurutnya, liberalisasi sekarang menang mutlak setelah perang dingin. Apalagi hal tersebut didukung dengan individualism yang menjadi satu bagian dengan liberalisme. “Jatim paling menolak paham liberalisasi dalam berbagai macam bentuknya dan telah dibuktikan dengan membuat 17 Pergub dan Perda tentang liberalisasi. Pemuda Muhamadiyah harus bersama komponen masyarakat hartus menyatakan sikap anti liberalisasi,” katanya.
Dijelaskannya, liberalisasi telah masuk melalui hukum yang artinya ketika suatu produk hukum menghadang kepentingan liberilasi akan dilakukan deregulasi. Disinilah liberalisasi memasuki celah hukum oleh karenanya perlu adanya re regulasi hukum.
“Hukum harus memihak dan melindungi yang kecil dan memfasilitas yang besar. Di Jatim Pemprov dan DPRD sudah menerbitkan 21 Perda dan Pergub untuk melakukan perlawanan terhadap liberalisasi. Seperti larangan impor beras karena kita kelebihan 4,6 juta ton beras,” katanya.
Pada poin ke dua yaitu persoalan politik yang menjadi pekerjaan rumah kader Pemuda Muhamadiyah. Dalam penyelesaian persoalan harus sesuai dengan kultur bangsa yakni ideologi Pancasila.
Persoalan ekonomi menjadi perhatian serius pemerintah. Masyarakat harus siap menjelang MEA 2015 yang akan segera diberlakukan. “Masyarakat harus mempersiapakan produk Kultural yang dipunyai Indonesia untuk menarik pembeli dari negara asing. Menonjolkan ke-khasan daerah apabila dikemas akan menjadi suatu daya tarik sendiri seperti kuliner khas daerah,” ujarnya.
Pakde Karwo menegaskan, ekonomi sangat erat dengan sosial budaya begitu juga politik juga harus erat dengan sosial budaya. “Bersama dengan Pemuda Muhamadiyah mengurus persoalan tersebut pasti sangat nyaman hidup di Jatim,” tegasnya. [iib]

Tags: