Berantas Tengkulak, Ajak Penyuluh Pertanian Kota Batu Manfaatkan BATT

Suasana sosialisasi Batu Among Tani Technology di Command Centre di lantai 5 Gedung Balaikota Batu. [anas/bhirawa]

Kota Batu, Bhirawa
Program Smart City di Kota Batu diberi nama Batu Among Tani Technology (BATT) menyediakan sebuah aplikasi bernama Among Tani. Aplikasi ini disediakan untuk memberikan segala informasi yang dibutuhkan petani di Kota Batu. Diharapkan aplikasi ini dapat memutuskan keberadaan tengkulak dalam distribusi hasil panen petani.
Sosialisasi digelar Selasa (26/9) kemarin, bertempat di Command Centre lantai 5 Gedung Balaikota Batu, Pemkot Batu mengumpulkan para penyuluh pertanian di desa-desa untuk mendapatkan bimbingan teknis terkait pemanfaatan aplikasi Among Tani.
Diketahui, Program Smart City tahap I ini terdiri dari tiga fitur. Yakni Among Tani, Among Warga, dan Among Kota. Khusus Among Tani merupakan aplikasi eksklusif bagi para Petani Kota Batu. ”Dikatakan eksklusif, karena hanya ada tiga kategori masyarakat yang dapat mengaksesnya. Yaitu, petani, penyuluh pertanian dan calon pembeli hasil panen petani. Untuk itu ketiga kategori inipun harus terverifikasi,” ujar Kabid Jaringan Infrastruktur Diskominfo Pemkot Batu, Adiek Iman Santoso.
Adiek menjelaskan, fitur Among Tani ini sengaja difokuskan pada seluk beluk pertanian Kota Batu. Mulai dari proses tanam, perawatan, panen, komoditas pertanian, profil petani dan luas lahan. Seluruhnya haruslah warga Kota Batu dan telah terverifikasi melalui Dinas Pertanian.
”Sesuai visi-misi Wali Kota Batu, inovasi ini tidak lain untuk memangkas rantai tengkulak yang merugikan petani,” tambah Kepala Diskominfo Kota Batu, Siswanto.
Saat ini, lanjut Siswanto, input data Among Tani telah tuntas di 10 desa/kelurahan dari total 24 desa/kelurahan di Kota Batu. Adapun 10 desa/kelurahan itu adalah Giripurno, Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumberejo, Kel Temas, Kel Sisir, Torongrejo, Junrejo, Dadaprejo dan Pendem.
”Smart City di Kota Batu ini sengaja diberi nama Batu Among Tani Technology, karena mayoritas warga Kota Batu adalah petani. Pemkot harus mampu ngemong dan menyejahterakan, khususnya masyarakat petani,” jelas Siswanto.
Selama proses pelengkapan data dilakukan, saat ini pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu menginstruksikan jajarannya untuk gencar sosialiasi ke warga guna mengenalkan aplikasi Among Tani. Apalagi di aplikasi ini para petani juga bisa berkeluh kesah tentang hama penyakit pertanian, dan bisa dijadikan ajang bertemunya petani dan konsumen secara langsung.
Salah satu masalah yang dihadapi petani saat ini adalah masalah harga. Adanya pihak ketiga sangat mempengaruhi selisih harga hasil panen petani. Karena itu, melalui aplikasi itu, para petani bisa berkomunikasi dengan para pembeli untuk menentukan harga yang sesuai dengan kualitas sayur saat itu.
Ke depan, jumlah aplikasi/ profil yang ada ada di BATT akan terus dikembangkan. Termasuk profil semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Pemkot. Saat ini baru ada sembilan OPD yang profilnya bisa diakses melalui BATT. Yaitu, Dinas Pertanian, Satpol PP, Dinas Kesehatan Dinas Perhubungan, Diskominfo, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas PUPR Bina Marga, Dispendukcapil, dan Polres Batu.
”Ini kan merupakan pelayanan untuk masyarakat. Ya memang untuk saat ini kami masih fokus pada pertanian. Namun kita juga mengajak kepada dinas-dinas yang lain untuk ikut bergabung dan memberikan data profilnya di BATT,” pungkas Siswanto. [nas]

Tags: